Senin, 29 April 2024

M Nuh Temukan Bocoran Soal UN Palsu

Laporan oleh Desy Kurnia
Bagikan

Mohammad Nuh, Mendikbud mengakui dirinya menemukan kunci jawaban dan naskah soal ujian nasional yang dikabarkan bocor, yakni di Bandung pada tiga hari sebelum dimulai UN SMA/SMK/MA tanggal 16 April 2014 lalu.

“Saya sudah panggil Puspendik untuk meneliti naskah UN itu. Ternyata naskah ujian nasional yang dikatakan bocor itu tidak ada dalam UN 2014. Karena itu siswa jangan mau tertipu dan diiming-imingi. UN itu bisa menjadi ujian kejujuran siswa. Ujian kejujuran itu justru saat kepepet (terjepit),” katanya di Surabaya, Sabtu (26/4/2014).

Ia mengemukakan hal tersebut ketika dikonfirmasi tentang Surat kepada Mendikbud dari siswi SMA Khadijah Surabaya, Nurmillaty Abadiah tentang UN melalui jejaring sosial media, Facebook.

Dalam keluhannya itu, siswi SMA Khadijah tersebut menyebut beberapa soal UN yang sulit dan menantang Mendikbud untuk mengerjakannya. Misalnya dua soal Matematika, bahkan kesulitan itu memaksa sejumlah temannya bersikap tidak jujur dengan menyontek jawaban UN yang bocor melalui SMS yang diduga memiliki kebenaran hingga 90 persen.

“Ujian itu ibarat orang yang melompat galah, tentu tidak semuanya bisa. Kalau bisa berarti sempurna atau nilainya 100. Tapi kalau belum bisa tentu hal itu juga realistis. Itulah tantangan dalam ujian, karena dengan kesulitan akan membuat orang berusaha. Kalau tanpa tantangan, maka hidup ini menjadi tidak baik,” katanya.

Namun, kata Mendikbud, sulit atau tidaknya sebuah soal itu tidak harus menjadi keluhan. Karena soal itu sah adanya bila terdapat dalam kisi-kisi.

Menurut dia, kejujuran dalam kondisi tidak kepepet itu wajar. Tapi kejujuran itu akan bagus bila dalam kondisi kepepet masih mampu bersikap jujur.

“Kalau dia tidak jujur dalam kondisi kepepet, maka dia belum teruji. Apalagi dia dari SMA Khadijah (sekolah agama),” katanya yang dilansir dari Antara.

Tentang SMS bocoran jawaban UN dengan tingkat kebenaran hingga 90 persen itu, mantan Rektor ITS Surabaya yang sempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke percetakan soal UN PT Jasindo, Juanda, Surabaya tersebut menyatakan dirinya bukan hanya menemukan jawaban soal UN, melainkan juga menemukan naskah soal UN.

“Ternyata, semuanya tidak terbukti, termasuk beberapa lokasi yang dikatakan ada kebocoran massal seperti di Jember, Surabaya, Medan. Saya sudah menurunkan tim. Bahkan orang yang selama ini menolak UN justru minta lokasi yang diduga soal UN-nya bocor itu diadakan UN ulang. Saya heran, orang yang menolak UN kok justru minta UN ulangan, kalau diikuti justru akan menjadi politis,” katanya.

Dalam kesempatan itu, ia menyatakan soal UN yang tergolong sulit tersebut sebenarnya hanya 20 persen. “Artinya, kalau seorang anak memiliki kemampuan sedang-sedang saja, maka dia masih mungkin mendapatkan nilai 80. Karena itu hal terpenting dalam UN adalah kejujuran tersebut,” katanya. (ant/ain/fik)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs