Sabtu, 3 Mei 2025

Macan Tutul Jawa Terdesak Perambah Hutan

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Sebagian hutan lindung yang menjadi habitat alami macan tutul jawa, di sepanjang kawasan pesisir selatan Kabupaten Trenggalek, Tulungagung, hingga Kabupaten Blitar, sebagian rusak akibat aktivitas perambahan dan pembukaan lahan untuk pertanian oleh masyarakat sekitar.

Koresponden Antara di Trenggalek, melaporkan, aktivitas pembukaan lahan di kawasan hutan lindung Gunung Kumbokarno, Watulimo, Trenggalek, misalnya, sudah terlihat sejak musim kemarau tahun lalu.

Warga yang diduga kelompok pesanggem (anggota pengelolaan hutan bersama masyarakat/PHBM), melakukannya dengan membakar semak-belukar yang ada di lereng tebing, sehingga membuat sebagian vegetasi tanaman kayu ikut mati.

Setelah dibiarkan beberapa lama, beberapa bagian kaki dan punggung gunung yang menjadi kawasan hutan lindung itu kini terlihat “botak”.

Para pesanggem atau masyarakat yang secara sengaja melakukan pembukaan lahan kini memanfaatkannya untuk bercocok tanam aneka palawija dan tanaman umbi-umbian.

“Kami menyesalkan kenapa petugas (Perhutani) membiarkan saja, padahal hutan lindung seharusnya tidak boleh dirambah untuk kepentingan dan alasan apapun, termasuk kegiatan pertanian,” kecam Sobirin, tokoh warga Desa Prigi, Kecamatan Watulimo.

Padahal kerusakan hutan, menyempitnya lahan, serta aktivitas perambahan hutan oleh manusia di kawasan primer yang menjadi habitat alami aneka satwa liar, khususnya macan tutul jawa (panthera pardus melas) tersebut cukup mengkhawatirkan.

Pasalnya, habitat alami macan tutul yang menurut keterangan sejumlah warga dan polisi hutan masih ada, kini semakin terdesak.

Sebagaimana rilis resmi dalam Konferensi Nasional Konservasi Macan Tutul Jawa di Cisarua, Bogor, kucing besar khas jawa ini masuk dalam kategori “critically endangered” (kritis) dalam daftar spesies-spesies terancam IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan berada dalam kategori apendiks 1 dalam CITES.

Selain tingkat perkawinan dan perkembangbiakan alami yang rendah, kuat dugaan semakin menyempitnya habitat menjadi alasan di balik ancaman kepunahannya. Hingga kini, tidak ada data pasti mengenai jumlah macan tutul yang hidup di alam. (ant/fik)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Surabaya
Sabtu, 3 Mei 2025
33o
Kurs