Minggu, 5 Mei 2024

Penjara Sisakan Proses Traumatis dan Stigma Sebagai Anak Terbuang

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Penjara menyisakan proses yang traumatis dan stigma bagi mereka sebagai anak nakal dan terbuang. Usai keluar dari penjara, anak malah menghayati perannya sebagai pelaku kejahatan.

dr. Hafidz Al Gristian Dokter Umum (Kesehatan Jiwa) pada Radio Suara Surabaya, Selasa (29/4/2014) malam mengatakan, melalui aturan yang ada dalam UU nantinya akan ada lembaga yang mengakomodir lembaga-lembaga pembinan lebih banyak termasuk pembinan kejiwaan.

“Memang dulu untuk anak yang bertindak kriminalitas diberlakukan sistem penjara. Tapi sekarang akan lebih diberlakukan pada pembinaan khusus,” kata dia.

Kata dr. Hafidz, sempat ada kekhawatiran para penegak hukum dalam penindakan hukum yang melibatkan pelaku anak-anak padahal kasusnya ada peningkatan yang cukup sigifikan.

“Dulu tahapannya iu seperti peradilan formal tapi saat ini semangat yang diusung semangat restorasi untuk semangat pemulihan. Salah satu caranya adalah langkah yang memungkinkan anak akan lebih banyak mendapat pendampingan,” ujar dia.

Ada pandangan ketika dilakukan pengembalian ke orang tua tapi lembaga keluarga itu tidak berfungsi secara baik maka sama saja anak akan tetap jadi nakal. Sejak anak masuk ke lembaga pemasyarakatan harus lebih banyak pendampingan.

“Harapannya saat dikembalikan ke orang tua anak sudah langsung bisa mandiri meskipun ada disfunctional family,” katanya. (dwi/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
32o
Kurs