Belum genap satu bulan ada tiga orang petani disambar petir saat berada di sawah. Bahkan dua diantaranya meninggal terkena sambaran petir dan satu orang lainnya berhasil selamat.
Korban selamat atas nama Wantimah(65) warga Dusun Kedungrejo Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander, Bojonegoro.
Sedangkan petani asal Dusun Jajar Desa Petak RT 07/ RW 04 Kecamatan Malo, Tiknar(39) tersambar petir, Rabu (25/3/2015) saat membersihkan sisa jerami gilingan panen. Tubuhnya mengalami luka bakar hingga nyawanya tak tertolong.
Sedangkan pada 5 Maret 2015, seorang petani bernama Monaji (44) warga Dusun Koripan RT 59/RW 10, Desa Napis Kecamatan Tambakrejo tewas seketika saat disambar petir. Ketika itu korban tengah pergi ke sawah, tepatnya di petak 64 BKPH Kaliaren Barat.
Dengan adanya kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro meminta masyarakat untuk mewaspadai musim hujan disertai dengan petir yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Sukirno Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana BPBD Bojonegoro mengatakan ancaman petir saat mendung atau mulai hujan harus diwaspadai. Apalagi saat ini masuk musim panen tapi cuaca masih hujan.
“Kami imbau hendaknya masyarakat khususnya petani waspada saat mendung datang agar tidak berada di tempat terbuka,” kata Sukirno pada Joe reporter Radio Suara Bojonegoro Indah.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada membawa barang logam. Petir adalah gejala elektrostatik yang terjadi akibat perpindahan elektron muatan negatif yang berada di bagian bawah awan menarik muatan listrik positif di atas tanah.
Muatan listrik yang berbeda akan saling tarik menarik sedangkan yang sejenis akan tolak menolak. Itulah mengapa pada bangunan tinggi atau rumah dipasang penangkal petir untuk mencegah kerusakan akibat petir. (joe/dwi/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
