Selasa, 7 Mei 2024

Hari Ini Genap Tiga Tahun Warga Syiah Terusir dari Sampang

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Warga Syiah. Foto : dok suarasurabaya.net

Tanggal 26 Agustus, hari ini, genap tiga tahun komunitas Syiah Sampang terusir dari kampung halamannya. Hingga saat ini, warga masih bertahan di Rumah Susun Jemundo, tanpa adanya kejelasan kapan mereka bisa kembali pulang ke kampung halamannya.

“Sejak rezim berganti, belum ada satupun pernyataan dari pemerintah yang saat ini untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Fatkhul Khoir Koordinator Badan Pekerja KontraS Surabaya, Rabu (26/8/2015).

Peran pemerintah bagi pengungsi syiah, hanya disampaikan ketika masa akhir pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu, pada bulan Agustus tahun 2014, Menteri Agama Lukman Hakim melakukan dialog secara langsung dengan komunitas syiah Sampang di Rusun Jemundo.

“Menteri saat itu tidak menjanjikan apa-apa, kecuali hanya berharap warga Syiah bisa segera pulang ke kampung halamannya,” kata dia.

Dari catatan KontraS Surabaya, terusirnya warga Syiah bermula ketika pada 26 Agustus 2012 mereka tiba-tiba diserang dan digusur paksa dari rumah oleh massa anti Syiah. Setidaknya 168 orang, termasuk 51 anak-anak, diserang oleh sekitar 500 orang dengan senjata tajam dan batu. Satu orang tewas, dan beberapa luka. Beberapa rumah juga hancur.

Pasca terjadinya serangan dan pembakaran rumah, pemerintah Sampang sempat memindahkan jamaah Syiah ke GOR Sampang, selama 10 bulan dengan fasilitas seadanya. Pada awal pasca kejadian, sebanyak banyak pejabat mulai dari Menteri, Anggota DPR, Kapolri, Watimpres hingga Komnas HAM mendatangi mereka, namun kedatangan mereka tidak lantas menyelesaikan masalah yang dihadapi komunitas Syiah Sampang.

Bahkan pada 20 Juni 2012, berkedok agenda Istighosah di depan halaman kantor Pemerintah Kabupaten Sampang, warga anti Syiah malah melakukan pengusiran paksa terhadap jamaah syiah sampang dari GOR Sampang menuju Rusun Jemundo.

Berbagai upaya desakan terhadap otoritas pemerintah daerah maupun pusat agar segera menyelesaikan konflik tersebut pada kisaran bulan Oktober–Desember 2012, ada sedikit kemajuan, kementrian agama melalui Litbang melakukan upaya inisiasi perdamaian antara warga dan komunitas syiah.

Sayangnya, proses perdamaian ini tidak didukung secara penuh baik dari otoritas pemerintah pusat maupun daerah. Pergantian kekuasaan lokal (Pilkada) Sampang maupun daerah juga turut menjadi pemyebab dari kemandekan upaya penyelesaian masalah, namun fakta tersebut tidak lantas menyurutkan tekad bagi komunitas Syiah Sampang untuk memperjuangkan haknya.

Hingga akhirnya pada 1 Juni 2013, bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila, 10 orang perwakilan melakukan aksi Gowes dari Surabaya menuju Jakarta. Akhir bulan Juni 2013 perwakilan komunitas syiah Sampang yang melakukan aksi di Jakarta ditemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam pertemuan tersebut dijanjikan bahwa mereka akan pulang sebelum lebaran tahun 2013, atau paling akhir sebelum masa jabatan presiden berakhir, pada saat itu juga pemerintah pusat membentuk tim rekonsiliasi yang di pimpin oleh Rektor IAIN Surabaya.

“Sayangnya hingga tiga tahun berlalu, pemerintah tak memiliki solusi yang kongkrit untuk warga Syiah,” kata Fatkhul Khoir. (fik/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 7 Mei 2024
32o
Kurs