Bencana Alam di Sumatra Mengakibatkan 3.274 Sekolah dan Fasilitas Pendidikan Rusak
Senin, 15 Desember 2025 | 23:18 WIB
Joko Widodo (Jokowi) Presiden mengintruksikan Badan SAR Nasional (Basarnas) agar pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 di selat Karimata dilanjutkan.
Meskipun sudah melampui batas waktu pencarian, Presiden meminta agar tidak menterjemahkan aturan itu hitam tersebut. Namun harus menjadikan aspek kemanusian menjadi bahan pertimbangan.
Pesan Presiden ini disampaikan Marsekal Madya F. Henry Bambang Soelistyo kepala Basarnas, Minggu (11/1/2015), saat jumpa pers di Jakarta.
“Basarnas harus memahami perasaan keluarga korban yang dua minggu ini menunggu di posko DVI RS Bhayangkara Polda Jatim,” kata Soelistyo.
Dia menambahkan, para keluarga korban ingin memperoleh kepastian nasib kelurganya yang ikut dalam penerbangan AirAsia QZ 8501 tujuan Surabaya ke Singapura 28 desember 2014 lalu, dalam keadaan selamat atau meninggal dunia.
Kepala Basarnas juga mengatakan, mengingat waktunya semakin sempit, Basarnas akan fokus pada pencarian dan evakuasi korban, sedangkan Komite Nasional Keselamatan Transpotasi (KNKT) yang akan mengawal pencarian black box.
“Dalam mengawal pencarian black box ini KNKT akan didukungan kapal berteknologi tinggi, dengan sistem sonar yang dapat mendeteksi sinyal emergency dari dasar laut,” ujarnya.
Sementara itu, Tatang Kurniadi Ketua KNKT berjanji akan menemukan black box dalam waktu tujuh hari. Dia mengatakan, tiga kapal yang berada di laut karamata secara bersamaan menangkap sinyal emergency dari dasar laut yang diduga black box pesawat AirAsia QZ 8501. (jos/wak)
NOW ON AIR SSFM 100
