Sukses Rai Gedheg dan Aditya Chandra, Siap ke Jepang

Penampilan Ritus Rai Gedheg di Pasar Genteng Surabaya, serta keberhasilan pentas tari topeng Aditya Chandra di Bali Turnadi, Ubud, beberapa waktu lalu, membawa Heri Lentho selaku koreografer sekaligus penari bersiap tampil pada festival musim panas di Art Center Toga, Jepang.

”Ini sebuah kehormatan sekaligus tantangan bagi kami, sebagai duta bangsa yang akan tampil di Jepang. Rai Gedheg dan Aditya Chandra secara konsep sebenarnya merupakan satu rangkaian garapan tari yang kami buat. Untuk kepentingan berbeda, tarian itu kami pentaskan di Surabaya dan Bali,” terang Heri Lentho koreografer.

Tari topeng Aditya Chandra adalah kisah antara hal-hal baik dan buruk yang disimbolkan dalam topeng dengan warna merah dan putih. Topeng berwarna merah disimbolkan sebagai hal-hal buruk. Dan topeng putih adalah perlambang hal-hal yang baik. Keduanya tampil dalam Aditya Chandra yang merupakan pengingat kepada manusia.

“Pada topeng Malangan, kedua topeng itu dikenal dengan nama Topeng Bangtih. Atau dalam bahasa Jawa disebut topeng Abang dan Putih. Merah dan Putih, yang masing-masing melambangkan sifat buruk dan baik. Sejatinya, itu kemudian dipuncaki dengan Rai Gedheg,” tegas Heri Lentho.

Keberhasilan pementasan Heri Lentho bersama komunitasnya di Ubud, Bali, yang membawakan Aditya Chandra dan Rai Gedheg pada awal Januari 2015 lalu, ternyata dilirik perwakilan penyelenggara Toga Asian Arts Festival. Dari email yang diterima Heri Lentho penyelenggara festival tingkat internasional itu tertarik mengundang Heri Lentho hadir pada festival musim panas di Art Center Toga, Jepang.

“Email dari panitianya demikian. Kami bersama Aditya Chandra dan Rai Gedheg diminta tampil pada festival musim panas di Art Center, Toga, Jepang tahun 2015 ini. kami memang menunggu bagaimana kepastian selanjutnya. Dan untuk itu kami terus berlatih bersama kawan-kawan,” pungkas Heri Lentho saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Senin (12/1/2015).(tok/ipg)

Teks foto:
– Pentas tari topeng Aditya Chandra di Ubud, Bali.
Foto: Heri Lentho for suarasurabaya.net