Jumat, 29 Maret 2024

Pemkot Kesulitan Terapkan Diet Kantong Plastik di Sentra PKL dan Pasar Tradisional

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi

Pemkot Surabaya yang berencana menerapkan diet kantong plastik hingga di sentra PKL dan pasar tradisional mengaku masih kesulitan.

Musdiq Ali Suhudi Kepala BLH Kota Surabaya beralasan, karena kekuatan modal sentra PKL dan pasar tradisional jauh berada di bawah kekuatan modal ritel atau toko modern.

“Kalau ritel modal besar wajib menyediakan tas belanja yang ramah lingkungan. Tapi kalau untuk sentra PKL ini kan modalnya kecil, kami memikirkan subsidi pengadaan tas ramah lingkungan itu,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Kamis (3/3/2016).

Meski demikian, Musdiq mengatakan, Pemkot akan tetap menjalankan program diet kantong plastik dengan tujuan agar tidak ada lagi penggunaan kantong plastik di Surabaya pada 2018 nanti.

“Akan butuh waktu yang lebih lama untuk penerapan di sentra PKL. Kami juga berharap, ke depan di pasar tradisional kebijakan ini juga bisa diterapkan meskipun pelan-pelan,” katanya.

Subsidi dari Pemerintah Kota Surabaya, kata Musdiq, akan digunakan dalam hal pengadaan tas belanja ramah lingkungan sebagai ganti kantong plastik.

BLH telah bertemu dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya untuk membicarakan adanya peluang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam hal pembuatan tas belanja ramah lingkungan.

“Kami sudah bertemu dengan Disperdagin, tapi kan masih butuh pelatihan dan lainnya, ya. Kami masih fokus di sosialisasi, belum sampai ke pengadaan,” ujarnya.

Memang sudah ada beberapa pengusaha kecil pembuat tas ramah lingkungan yang mulai bergeliat dengan adanya kebijakan baru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini.

Pemkot Surabaya melalui BLH Surabaya juga sudah bertemu dengan para pegiat usaha tersebut. Hanya saja, produk berbahan organik yang sudah ada masih dalam proses penyempurnaan.

“Sudah ada kemarin dari singkong. Tapi bahan ini ternyata masih kurang kuat. Kalau kena panas meleleh. Ini masalah teknis pemanfaatan teknologi, ya. Nanti dibicarakan lagi,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, penerapan kantong plastik berbayar ini menurut BLH Surabaya, sudah mulai diterapkan si sebagian besar ritel seperti hypermarket dan minimarket di Surabaya.

Hanya saja, BLH Surabaya masih menemukan karyawan ritel yang tidak melaksanakan standar operasional pelayanan dalam pemberlakuan kantong plastik berbayar. Sehingga terkesan memaksakan kepada pelanggan. (den/dop)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
30o
Kurs