Kamis, 13 Juni 2024

Petugas Tidak akan Hadapi Warga Kalijodo dengan Kekuatan Senjata

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Antara

Irjen Pol Tito Karnavian, Kapolda Metro Jaya menegaskan, ada dua persoalan besar yang terjadi di Kalijodo, yakni persoalan kriminialitas dan penguasaan tanah negara.

Persoalan kriminal menjadi wewenang Polri untuk menyelesaikannya, sedang penguasaan tanah negara urusan Pemprov DKI.

Kapolda Metro Jaya melihat, lokalisasi Kalijodo ini telah menjadi sumber kejahatan. Dari kegiatan prostitusi, premanisme, perjudian, mabuk-mabukan sampai peredaran narkoba.

“Kalau dibiarkan, sumber kejahatan di Kalijodo ini semakin merajalela, dan berdampak negatif pada ibukota negara,” katanya, Minggu (21/2/2016).

Buktinya dalam operasi penyakiat masyarakat (Pekat) di Kalijodo, Sabtu 20 Jamuari lalu, ditemukan beberapa jenis senjata, clurit, parang, senjata api rakitan dan anak panah di rumah warga. “Diduga senjata ini untuk menghadapi petugas yang akan membongkar kawasan Kalijodo,” kata Kapolda Metro Jaya.

Kapolda maupun Pangdam Jaya membantah kekhawatiran masyarakat, Polri dan tentara akan menghadapi warga sipil Kalijodo dengan kekuatan bersenjata.

“Apel siaga yang dilanjutkan dengan operasi pekat kawasan Kalijodo yang diikuti sekitar 3.000 personel TNI Polri dan Satpol PP Sabtu (20/2/2016), untuk mengantisipasi kemungkinan yang terburuk, bukan untuk menggertak warga Kalijodo,” katanya.

Menghadapi warga Kalijodo yang membangkang, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Gubernur DKI mengatakan akan maju terus. Sudah banyak warga yang mulai sadar untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Ahok menargetkan 29 Februari 2016, bangunan di Kalijodo harus sudah rata dengan tanah.(jos/iss)

Berita Terkait

..
Surabaya
Kamis, 13 Juni 2024
27o
Kurs