Kamis, 28 Maret 2024

Anda Pengguna Listrik 900 VA, Anda Masih Layak Dapat Subsidi Jika Masuk Kategori Ini

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Satya Zulfanitra (dua dari kanan) Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, saat sosialisasi pencabutan subsidi listrik di Surabaya, Kamis (19/1/2017). Foto : Taufik suarasurabaya.net

Pemerintah memastikan pencabutan subsidi listrik bagi golongan 900 VA telah tepat sasaran dan dilakukan sesuai data yang terpercaya. Karenanya, bagi rumah tangga mampu saat ini secara bertahap akan dikurangi subsidinya.

“Sesuai peraturan Menteri ESDM nomor 28 tahun 2016 tentang tarif rumah tangga mampu 900 VA, akan menyesuaikan tarif keekonomian,” kata Satya Zulfanitra Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, saat menghadiri sosialisasi tarif baru listrik di Surabaya, Kamis (19/1/2017).

Menurut dia, meski secara bertahap subsidi akan dikurangi, namun pemberian subsidi listrik tetaplah yang terbesar karena menyasar 93 juta pelanggan. Padahal bantuan bagi masyarakat miskin semisal pemberian raskin, serta kartu jaminan sosial tidak sampai sebanyak ini.

Agar pencabutan subsidi ini tepat sasaran, pemerintah tak hanya mengandalkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), melainkan juga menyaringnya lagi di Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Jika data penduduk miskin dari BPS menggunakan kriteria berdasarkan pengeluaran saja, namun di TNP2K, data tersebut disaring lagi dengan mensurvei langsung ke lapangan.

Misalnya, keluarga dengan kondisi rumah sederhana belum tentu masuk sasaran subsidi listrik, karena harus dilihat juga penghasilan serta pengeluaran pasti bulanan keluarga tersebut.

Dicontohkan, ada dua rumah yang satu terbuat dari papan, dan satunya lagi separuhnya sudah tembok. Maka tidak serta merta rumah yang dari papan mendapatkan subsidi. “Meskipun yang rumah dari papan misalnya kepala rumah tangganya merupakan tukang ojek, sedangkan yang separuh tembok guru honorer,” ujarnya.

Setelah ditelusuri, ternyata yang dari papan, selain kepala rumah tangganya tukang ojek, ternyata istrinya merupakan guru honorer dan hanya memiliki satu anak. Sementara yang rumahnya separuh tembok, ternyata istrinya tidak bekerja dan memiliki lima anak.

Selain itu, TNP2K juga telah melihat riil di lapangan bagi pelanggan 900 VA dimana yang tetap disubsidi adalah mereka yang perbulannya penggunaan listrik tak sampai 70 kWh.

Untuk membedakan masyarakat miskin dan mampu pelanggan 900 VA juga sangatlah mudah. Untuk masyarakat miskin rata-rata penggunaan lampu cukup 3 buah dengan total pemakaian 22 kwh; kemudian setrika 8 kwh; rice cooker 32 kwh dan televisi 9 kwh.

Sedangkan bagi masyarakat mampu, biasanya selain penggunaan seperti masyarakat miskin; juga ada tambahan kulkas dengan pemakaian minimal 43 kwh, kemudian pompa air 9 kwh, serta peralatan lain semisal komputer dengan 12 kwh atau bahkan AC sehingga jika ditotal masyarakat mampu minimal menggunakan 140 kwh perbulan atau dua kalilipat dari masyarakat miskin.

“Jadi memang kami hitung secara rinci sehingga yang kami kurangi subsidinya benar-benar yang mampu sedangkan yang miskin dan hampir miskin tetap tidak kami kurangi,” ujarnya.

Dengan pengurangan subsidi ini, negara setidaknya mampu berhemat hingga 22 triliun yang rencannya akan digunakan untuk mengaliri listrik ke beberapa daerah terpencil yang hingga kini belum memiliki sambungan listrik.

Pencabutan subsidi bagi golongan 900 VA sendiri akan dilakukan tiga tahap yaitu desember 2016 hingga Januari 2017 akan dicabut 32 persen; kemudian Februari-Maret 32 persen lagi; dan April-Mei 32 persen lagi. (fik/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 28 Maret 2024
31o
Kurs