Selasa, 30 April 2024

Ilmuwan Uji Rangsangan Parkinson untuk Penderita Anoreksia

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Adres Lozano, seorang profesor dari Universitas Toronto Kanada yang memimpin studi uji metode ini. Foto: Antara

Penelitian kecil terhadap 16 penderita anoreksia parah menghasilkan bukti baru bahwa penanaman elektroda sebagai perangsang ke otak pasien dapat mengurangi kecemasan dan membantu mereka menaikkan berat badan.

Anoreksia adalah suatu penyakit dimana seseorang membiarkan dirinya sendiri kelaparan karena merasa tubuhnya terlalu gemuk dan berat badannya berlebih.

Ilmuwan menemukan, dalam penderita tingkat tinggi anoreksia, teknik mereka -yang dikenal dengan “Perangsangan Otak Dalam” (DBS)- dapat dengan mudah membantu banyak pasien dalam penelitian mengurangi gejala kecemasan dan depresi, juga meningkatkan mutu hidup.

Dalam beberapa bulan mendatang, gejala psikologi tambahan dapat mengubah berat badan, dengan rata-rata indeks berat badan (BMI) dalam kelompok meningkat 3,5 angka menjadi 17,3 selama kajian berlangsung, kata ilmuwan itu.

Anoreksia termasuk penyakit gangguan makan, yang dialami 0,5 persen orang di seluruh dunia, yang kebanyakan dialami remaja.

Penderitanya memiliki baku mutu tersendiri terhadap berat badan, bentuk dan ukuran, serta terus membiarkan diri kelaparan untuk menurunkan berat badan sesuai ukuran mereka.

Anoreksia kronis bisa berakibat fatal dan di banyak kasus mengakibatkan gangguan kesehatan parah misalnya, kelemahan tulang dan otot, masalah seksual dan masalah jantung hingga kejang.

Ilmuwan dalam penelitian itu menerbitkan jurnal melalui majalah “The Lancet” terbitan Jumat, dengan mengatakan menyarankan DBS, yang mampu merangsang area otak pengendali tingkah laku abnormal, sehingga dapat mengubah sirkuit otak yang menyebabkan Anoreksia.

DBS telah digunakan untuk merangsang sirkuit otak bagi penderita Parkinson dan kejang. Teknik ini juga menunjukkan hasil yang sangat efektif untuk mengurangi gejala-gejala penyakit tersebut.

Dalam uji itu, ilmuwan memilih sebanyak 16 wanita berumur antara 21 dan 57 tahun yang menderita Anoreksia sejak lama yaitu rata-rata 18 tahun dan di antaranya memiliki berat badan tidak normal, yaitu rata-rata BMI 13,8.

Mereka dipilih karena tidak ada pengobatan yang berhasil dan nyawa mereka terancam karena penyakit tersebut. Ukuran rata-rata berat badan yang sehat dalam skala BMI adalah 18,5 hingga 24,9.

Dengan membandingkan pemindaian otak sebelum dan sesudah pengobatan, para peneliti menemukan adanya perubahan wilayah pada otak yang berhubungan dengan anoreksia.

Hal ini menunjukkan, DBS dapat digunakan untuk memberikan efek langsung berhubungan sirkuit otak. Penelitian ini menunjukkan kurangnya aktivitas pada putamen (bagian dari ganglia basalis), talamus, dan otak besar di antara wilayah otak lainnya.

Adapun peningkatan aktivitas banyak terjadi di area kortikal periferal yang berhubungan dengan persepsi sosial dan tingkah laku.

Adres Lozano, seorang profesor dari Universitas Toronto Kanada yang memimpin studi ini mengatakan bahwa hasil studi menunjukkan beberapa harapan, namun penelitian lanjutan masih dibutuhkan.

“Anoreksia masih menjadi penyakit kejiwaan dengan angka kematian tertinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan penting, yang aman, efektif, dengan pengobatan teruji, yang dihasilkan dengan pengembangan pengetahuan dari sirkuit otak,” katanya.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
33o
Kurs