Jumat, 19 April 2024

Ini Alasan Menteri BUMN Memberhentikan Dirut dan Wadirut Pertamina

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Rini Soemarno Menteri BUMN. Foto: Antara

Rini Soemarno Menteri BUMN mengatakan alasan pemberhentian Dwi Soetjipto Dirut Pertamina dan Ahmad Bambang Wakil Direktur Utama Pertamina karena terkait masalah kepemimpinan mereka yang dinilai bisa mengganggu kestabilan perusahaan.

“Penggantian keduanya (Dirut dan Wadirut) terkait masalah personal. Dalam memimpin Pertamina, jika terjadi ketidakcocokan bisa membahayakan perusahaan,” kata Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2017).

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina memberhentikan Dwi Soetjipto Dirut Pertamina yang digantikan Yenni Andayani sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina. Yenni saat ini juga menjabat Direktur Energi Baru Terbarukan (EBT) Pertamina.

Bersamaan dengan itu, Rini juga memberhentikan Ahmad Bambang Wakil Dirut Pertamina.

Menurut Rini, sebagai pemimpin keduanya harus mengenyampingkan masalah personal dalam menjalankan roda perusahaan.

“Maaf ya Pak Dwi, Pak Bambang, kalau kita punya tanggung jawab untuk perusahaan maka team work itu harus nomor satu. Jangan akhirnya perusahaan dipakai untuk kepentingan perorangan,” ujar Rini.

Ia menjelaskan, usulan pemberhentian disampaikan oleh Dewan Komisaris Pertamina yang mengindikasikan bahwa sistem kepemimpinan yang terdiri atas Dirut dan Wakil Dirut di perusahaan migas nasional tersebut tidak tepat.

Padahal menurut catatan, pembentukan adanya jabatan Wakil Direktur Utama di Pertamina merupakan usulan dari Dewan Komisaris pada Agustus 2016, karena Pertamina dinilai membutuhkan direksi dalam jumlah banyak untuk menangani proyek-proyek skala internasional dari hulu hingga hilir.

“Mereka (Pertamina) perlu ada konsentrasi dalam hillirisasi dan megaproyek. Jika dihitung bisa mencapai sekitar Rp700 triliun,” ujarnya.

Ia membeberkan bahwa 2017 merupakan tahun yang sangat penting, banyak proyek yang harus diselesaikan mulai dari implementasi satu harga BBM, revitalisasi kilang Cilacap, peningkatan kapasitas kilang Balikpapan, kilang Dumai, “refinery” hingga pengembangan sumur-sumur migas di Indonesia.

Namun, kondisi belakangan tambah Rini, situasi kepemimpinan di Pertamina justru semakin tidak stabil tercermin ketika dalam pemgambilan keputusan jika ada direksi yang tidak setuju maka ada yang jalan sendiri-sendiri.

“Padahal dalam penerapaan GCG (tata kelola perusahaan yang baik), bahwa keputusan direksi itu jadi tanggung jawab bersama, tidak bisa dipotong sendiri,” tegas Rini.

Pada kesempatan itu, ia juga menegaskan bahwa keputusan mengganti Dwi dan Ahmad, sebelumnya sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

“Saya sengaja tidak mau komunikasi dengan keduanya (Dwi dan Bambang), karena secar GCG dewan komisaris sudah melakukan fungsinya. Karakter masing-masing yang tidak bisa kita baca,” ujarnya.(ant/iss/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
33o
Kurs