Minggu, 26 Mei 2024

Pendidikan Vokasional Dibahas Dalam Workshop APPSI

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Soekarwo Gubernur Jatim di acara Workshop APPSI di Shangri-La, Selasa (21/11/2017). Foto: Denza suarasurabaya.net

Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang isinya menekankan bahwa SMK, SMA dan SLB diserahkan kepada daerah provinsi memberikan tanggung jawab bagi provinsi.

Demikian disampaikan Dr. H. Soekarwo Gubernur Jatim, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Workshop Assosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) dalam rangka kerjasama pemanfaatan produk unggulan daerah bertemakan Optimalisasi Kerjasama Perdagangan Antar Daerah di Hotel Shangri-La , Surabaya, Selasa(21/11/2017).

Untuk itu Jatim melakukan berbagai langkah pascapengalihan tersebut, yaitu komitmen dalam vokasional. Langkah yang dilakukan oleh Pemprov Jatim, mengubah komposisi persentase SMU : SMK dari 70:30 menjadi 30:70. Saat ini, posisinya telah mencapai 35 persen SMU dan 65 persen SMK. Dengan komposisi seperti itu, dan semua lulusan SMK dapat terkreditasi, sehingga mengurangi jumlah pengangguran.

“Setiap tahun ada 326 ribu tenaga kerja baru, sehingga kita harus berkerja keras termasuk menyiapkan lulusan yang link and match dengan industri maupun UMKM yang membutuhkan,” ungkapnya.

Ditambahkan, Jatim memiliki sedikit permasalahan dalam hal pendidikan vokasional. Secara keseluruhan ada 1.991 SMK dengan komposisi 290 SMK negeri dan 1.600 SMK swasta. Dari 1.600 SMK swasta, yang terakreditasi A hanya 20 persen.

“Sisanya masih perlu dibenahi,” ujar Pakde Karwo dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net.

Oleh sebab itu, berbagai upaya terus dilakukan dalam meningkatkan kualitas SDM tersebut, salah satunya menerapkan dual track strategy yang meliputi sektor formal dan strategi non formal.

“Strategi formal akan diarahkan dengan meningkatkan kualitas lulusan SMK dengan menambah muatan kurikulum yang diampu perguruan tinggi yang ada fakultas tekniknya,” ungkapnya.

Demikian pula, upaya menciptakan wirausaha-wirausaha yang punya daya saing untuk menguasai pasar dalam negeri maupun pasar global.

Selanjutnya, pada strategi non formal diarahkan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja terampil dan bersertifikat, dengan peningkatan sumber daya manusia melalui SMK mini dan balai latihan kerja dengan target 30.032 orang.

“Setidaknya Jatim bisa menyediakan 227.825 tenaga kerja bersertiifikat dan berdaya saing,” jelasnya.(ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Minggu, 26 Mei 2024
33o
Kurs