Senin, 27 Mei 2024

FB UKWMS Gandeng Perguruan Tinggi Luar Negeri Hadapi Digitalisasi

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Jerman Rose Ph.D., Dean of SolBridge International School of Business (kiri) bersama Dr. Lodovicus Lasdi, MM., Ak., Dekan Fakultas Bisnis UKWMS. Foto: Humas UKWMS

Fakultas Bisnis UKWMS gelar penandatangan kerjasama dengan SolBridge International School of Business, Woosong University, Korea selatan, hadapi perkembangan digitalisasi berbagai sisi kehidupan manusia.

Berdasarkan laporan McKinsey di tahun 2016, melalui digitalisasi Indonesia dapat meningkatkan level pertumbuhan ekonominya pada 2025 hingga 10% dari PDB atau 150 milyar USD per tahun.

Dalam rangka mengejar kesempatan itulah, pemerintah Indonesia berfokus untuk memperkuat sektor perekonomian digital di negeri ini.

Konsultasi diantara pemerintah dengan kalangan industri serta para pemangku kepentingan mendorong implementasi strategi digitalisasi dimana sektor UMKM menjadi tulang punggungnya. Hal ini penting sebab 57 juta pelaku UMKM Indonesia berkontribusi bagi sekitar 60% PDB.

“Melihat fenomena tersebut kami menilai perlu diambil tindakan nyata untuk mempersiapkan mahasiswa agar setelah lulus dapat langsung mengenali situasi dan kondisi ke depan serta menyesuaikannya dengan strategi bisnis yang akan dipergunakan,” terang Dr. Lodovicus Lasdi, MM., Ak., Dekan Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FB UKWMS).

Tindakan nyata yang dimaksud satu diantaranya adalah hadir dalam bentuk memperkuat kerjasama internasional antara Jurusan Manajemen FB UKWMS dengan universitas terkemuka di luar negeri.

Fakultas Bisnis UKWMS, Rabu (19/9/2018) meluncurkan 2+2 Joint Degree Program antara UKWMS dengan SolBridge International School of Business, Woosong University, Korea selatan.

Melalui program kerjasama ini mahasiswa FB UKWMS mendapat kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi di Korea dan memperoleh gelar sarjana baik dari UKWMS maupun dari SolBridge.

Hal ini dimungkinkan melalui skema kerjasama dimana dua tahun pertama dari masa studi ditempuh di FB UKWMS dan dua tahun terakhir diselesaikan di SolBridge.

“Kami bekerja sama dengan Solbridge karena mereka memiliki ribuan mahasiswa yang berasal dari 56 negara berbeda, dimana 70% dari jumlah tersebut bukanlah orang Korea. Jadi mengikuti program ini akan membuat pesertanya terpapar pada internasionalisasi yang luar biasa, bahkan lebih dari sekedar pengalaman belajar di Korea,” tambah Lodo.

Selain peluncuran program kerjasama, juga dilaksanakan kuliah tamu: Digitizing Small Businesses to Seize Global Market dengan pemateri Jerman Rose, Ph.D., Dean of SolBridge International School of Business.

Hadir sebagai peserta kuliah tamu adalah ratusan mahasiswa International Business Management (IBM) FB UKWMS, para praktisi bisnis, serta kalangan profesional.

“Satu halangan utama adalah mentalitas dari mayoritas pelaku UMKM Indonesia yang cenderung merasa puas dengan performa mereka di pasar lokal. Minimnya modal, dan kurangnya mengenali lingkungan bisnis, serta perbedaan budaya menyulitkan manuver dan eksplor pasar baru,” papar Dr. Wahyudi Wibowo ST., MM., Koordinator Program International Business Management (IBM) FB UKWMS.

Wahyudi Wibowo menambahkan bahwa dalam dunia digital, kecepatan adalah segalanya. Artinya UMKM Indonesia harus mengambil kesempatan yang ada untuk memperluas pasar mereka, yang dapat dimulai dengan menyasar negara-negara tetangga di Asean.

Senada dengan itu, Jerman Rose, Ph.D., Dean of SolBridge International School of Business memaparkan studi kasus bisnis ikan hias didunia.

Singapura adalah satu diantara pelaku bisnis ikan hias terbesar di dunia. Ironisnya 40% ikan yang mereka jual berasal dari Indonesia. Jadi banyak pebisnis ikan hias Indonesia menjual ikan mereka ke Singapura hanya untuk dijual lagi ke negara-negara lainnya.

“Kenapa bisa begitu? Ternyata tidak banyak eksportir ikan hias dari Indonesia yang memanfaatkan internet maupun media sosial untuk menjalankan bisnis yang mereka jalani seperti ikan hias tersebut,” kata Jerman.

Jerman juga menegaskan bahawa mahasiswa jangan bergantung pada apa yang dipelajari secara akademik namun harus mau keluar dari zona nyaman.

“Carilah pengalaman seluas mungkin, teruslah belajar hal-hal baru demi pengembangan diri, sekaligus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan dunia global sekarang ini,” pungkas Jerman Rose.(tok/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Senin, 27 Mei 2024
33o
Kurs