Kamis, 23 Mei 2024

Kemensos Bersinergi dengan Kementan Tangani Masalah Kemiskinan

Laporan oleh Pratino Aditya Tama
Bagikan
Ilustrasi Grafis, Program Keluarga Harapan. Foto: siakkab.go.id

Kementerian Sosial bersinergi dengan Kementerian Pertanian untuk menangani masalah kemiskinan, terutama di perdesaan, melalui kolaborasi berbagai program di kedua kementerian tersebut.

“Keterpaduan seluruh kementerian suatu keharusan untuk memastikan arahan Pak Jokowi tidak ada satu pun anak bangsa yang tidak tertangani. Setiap ada masalah rakyat, negara harus hadir. Dalam rangka itulah Mentan sama-sama untuk mastikan itu,” kata Idrus Marham Mensos di Jakarta, Senin (19/3/2018).

Hal itu disampaikan pada Coaching Fasilitator Bimbingan Pemantapan SDM pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) 2018.

Mensos mengatakan bahwa dirinya akan keliling Indonesia bersama Menteri Pertanian untuk menelusuri desa-desa dan menginventarisasi masalah kemiskinan yang ada.

“Kalau ada rakyat miskin belum tersentuh rastra, langsung kami berikan rastra. Itu yang akan kita lakukan. Yang intinya keterpaduan adalah sebuah keniscayaan, tidak ada lagi anak bangsa yang tidak diurusi apabila tidak mampu,” ujar Mensos seperti dilansir Antara.

Amran Sulaiman Menteri Pertanian turut hadir dalam Coaching Fasilitator Bimbingan Pemantapan SDM pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) 2018 yang digelar Kemensos.

“Kami sudah buat program untuk 2018 sinergi dengan Kemensos di mana saja penduduk kita yang masih berada dalam kemiskinan, kami bisa beri bantuan langsung,” kata Mentan.

Amran menjelaskan langkah nyata sinergi tersebut, misalnya memberikan bantuan bibit unggul jagung gratis kepada petani miskin yang juga penerima PKH.

Untuk daerah seperti di wilayah timur Indonesia, diberikan benih rempah-rempah, seperti kakao dan cengkih.

“Kita anggarkan untuk bibit senilai Rp2,7 triliun. Bersama Pak Mensos ke perbatasan, ke desa-desa kami bagi bibit itu, kemudian tinggal kami diberi datanya. Kami berikan ayam juga 10 juta ekor seluruh Indonesia. Ini solusi permanen. Kami ajari mereka mendapatkan uang sendiri,” katanya.

Ia berharap warga miskin tersebut hidupnya meningkat lebih baik dengan bantuan sosial dan usaha pertanian.

Mengantisipasi keterbatasan lahan, ke depan akan diintensifkan pertanian dengan menggunakan teknologi sehingga biaya produksi bisa turun 50 persen. (ant/ino/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Kamis, 23 Mei 2024
32o
Kurs