Masih Banyak Pengungsi Gempa NTB Belum Mendapat Bantuan

Masih banyak korban gempa Nusa Tenggara Barat (NTB) yang belum mendapat bantuan terutama makanan pasca gempa besar kedua berkekutaan 7 SR di NTB pada minggu (5/8/2018). Ini disampaikan oleh Awaludin pewarta LKBN Antara Biro NTB kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (8/8/2018).

Menurutnya, kondisi ini disebabkan karena bantuan masih terpusat di Posko Utama di Lapangan Tanjung Kabupaten Lombok Utara yang berada di depan Kantor Bupati Lombok Utara.

Sedangkan, masih banyak pengungsi lain yang berada di kantong-kantong pengungsian kecil belum mendapatkan bantuan. Beberapa pengungsi yang berada di daerah pegunungan juga menyulitkan penyaluran bantuan.

“Ketika terjadi gempa, mereka berduyun-duyun ke gunung untuk menghindari potensi Tsunami yang sempat beredar. Saat ini masih banyak warga yang bertahan di titik-titkik pegunungan itu,” kata Awaludin.

Pengungsi yang berada di gunung ini, mengalami kesulitan akses telekomunikasi karena jaringan belum sepenuhnya normal. Awaludin mengatakan,”Satu-satunya cara untuk menginformasikan keberadaaan mereka adalah menggunakan media sosial yang kadang bisa kadang tidak.”

Beberapa warga pengungsi di daerah gunung sudah berhasil menyebarkan keberadaan mereka dan mengatakan bahwa mereka membutuhkan makanan dan medis. Ini karena banyak anak-anak berada dalam kondisi sakit.

Selain pengungsi di daerah pegunungan, pengungsi di daerah mataram juga mengalami masalah serius terkait air minum. Awaludin melaporkan, kondisi air minum dari PDAM sudah tidak layak konsumsi.

“Airnya berwarna cokelat dan tidak bisa dikonsumsi sama sekali,” kata Awaludin.

Air mineral juga sudah sulit didapat. Ini karena perusahaan air mineral di daerah tersebut sudah kewalahan memenuhi kebutuhan air bersih.

Pemerintah daerah di NTB berharap agar perusahaan air mineral di pulau Jawa dan daerah lain bisa memiliki kepedulian untuk menyalurkan bantuan ke NTB.

Bantuan dapat disalurkan melalui Komandan Satgas Bencana Lombok Utara, dalam hal ini Danrem 162/Wira Bhakti di posko utama Tanjung Lombok Utara. (bas/ipg)