Senin, 20 Mei 2024

Padi Terendam Banjir, Petani di Bojonegoro Lakukan Panen Paksa

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Sejumlah warga Desa Temu kerja bakti meninggikan Kali Ingas, Minggu (7/1/2018). Foto: Antara

Sejumlah warga Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, memanen paksa tanaman padi yang disebabkan tanaman padinya terendam air luapan banjir Bengawan Solo yang masuk melalui irigasi Kali Ingas, Minggu (7/1/2018).

Sentot Pranoto Kepala Desa Temu menjelaskan sebagian petani di desanya mulai memanen tanaman padi karena air luapan Bengawan Solo yang masuk melalui Kali Ingas meluber ke persawahan di desanya.

“Petani yang memanen paksa tanaman padinya tidak banyak,” ujarnya, dilansir dari Antara.

Oleh karena itu, menurut dia, ratusan warga di desanya sejak semalam mengamankan luberan air banjir luapan Bengawan Solo dengan meninggikan tanggul Kali Ingas.

Peninggian tanggul dilakukan dengan memasang sak yang diisi tanah di sepanjang tanggul Kali Ingas sepanjang sekitar 500 meter.

“Sampai pagi ini warga masih bekerja bakti meninggikan tanggul Kali Ingas. Sudah menghabiskan sekitar 1.000 sak untuk meninggikan tanggul Kali Ingas,” kata dia.

Dengan adanya kerja bakti itu, kata Sentot, luberan air banjir di tanggul Kali Ingas bisa tertanggulangi, sehingga sebagian besar tanaman padi di Desa Temu, juga desa lainnya di Kecamatan Kanor, selamat dari air banjir.

“Sekarang luberan air di Kali Ingas sudah tertanggulangi,” kata dia.

Ia menyebutkan tanaman padi di desanya yang luasnya lebih dari 200 hektare, juga desa lainnya di Kecamatan Kanor, usianya rata-rata di atas 60 hari.

Menurut Hadi warga Desa Temu, sebagian besar para petani di desa setempat yang sawahnya rawan terendam air banjir Bengawan Solo ikut program asuransi usaha tanam padi (AUTP).

“Biayanya Rp40 ribu per hektare. Kalau gagal panen akibat banjir petani memperoleh ganti rugi,” ucapnya.

Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketingian air di taman Bengawan Solo (TBS) masih merangkak naik hingga mencapai 13,88 meter (siaga I – kuning), Minggu (7/1/2018) pukul 06.00 WIB.

Di Bojonegoro ketinggian air cenderung stabil, tetapi di daerah hulu Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu mulai turun dengan ketinggian 26,72 meter pukul 06.00 WIB.

Menurut MZ. Budi Mulyono Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD, Kali Kening di wilayah Tuban yang airnya masuk Bengawan Solo ketinggian airnya juga meningkat.

“Genangan air di hilirnya semakin parah, sebab air Bengawan Solo masuk ke laut melambat akibat air laut pasang,” kata Andik Sudjarwo Kepala BPBD Bojonegoro. (ant/ang/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Senin, 20 Mei 2024
24o
Kurs