Sabtu, 27 April 2024

Tahun 2019, Seluruh STAIN Akan Berubah Menjadi IAIN

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Peresmian IAIN Kendari oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin disaksikan HM Saleh Lasata Wagub Sulawesi Tenggara dan dampingi Nur Alim Rektor IAIN Kendari memukul bedug pada peresmian Alih Status STAIN Kendari menjadi IAIN Kendari, Sabtu (7/3/2018). Foto: Antara

Prof Dr Phil Kamaruddin Amin Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia (Dirjen Pendis) menyatakan, seluruh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) sudah berubah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada 2019.

“Kita menargetkan pada tahun 2019 nanti, semua STAIN sudah menjadi IAIN. Jadi tidak ada lagi STAIN, kecuali perguruan tinggi agama Islam yang baru dibangun,” katanya saat kuliah umum di kampus STAIN Tengku Dirundeng Meulaboh, Aceh Barat, Selasa (8/5/2018).

Ia menyampaikan, selama tiga tahun terakhir pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia telah melakukan perubahan status 30 STAIN menjadi IAIN. Selanjutnya sejumlah 14 IAIN menjadi UIN di seluruh wilayah Indonesia.

Kamaruddin Amin menjelaskan, indeks perkembangan pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara Asia Tenggara. Seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Indonesia sendiri hanya sedikit lebih baik dibanding Myanmar, Laos dan Papua Nugini.

Kementrian Agama dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berupaya meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebab angka persentase nasional masih banyak anak Indonesia belum mendapat akses pendidikan ke luar negeri.

“Jika dilihat dari angka persentase nasional, saat ini masih ada anak Indonesia yang belum mendapatkan akses untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Hanya 31 persen yang sudah mendapatkan akses,” jelasnya kepada Antara.

Lebih lanjut disampaikan, hal tersebut berimbas pada sektor industri maupun lapangan pekerjaan. Dari angka statistik, SDM di perusahaan dan semua sektor industri masih didominasi pekerja yang berpendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah.

Sedangkan lulusan perguruan tinggi, lanjut Kamaruddin, hanya sekitar 10 persen. Kondisi demikian berpengaruh terhadap tingkat kualitas SDM Indonesia jika bersaing dengan negara-negara Asia maupun dunia.

“Kita mencoba melakukan berbagai terobosan untuk memberi akses seluas-luasnya kepada masyarakat. Diantara yang telah dilakukan, yaitu membuka prodi sebanyak-banyaknya, agar seluruh masyarakat dapat mengakses dengan mudah,”sebutnya.

Kamaruddin berpesan kepada akademik STAIN Tengku Dirundeng Meulaboh agar mampu menjamin mutu dan kualitas pendidikan. Meski berada di daerah, namun STAIN tersebut harus mamiliki kualitas dan mutu berstandar internasional.

Dr Syamsuar, M.Ag Ketua STAIN Meulaboh menambahkan, bahwa saat ini pihak kampus sedang bersiap untuk beralih status dari STAIN menjadi IAIN. (ant/tna/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
28o
Kurs