Tiga Bulan Mengungkap Kejahatan Jalanan, Curat Terbanyak di Surabaya

Selama tiga bulan terakhir sejak Mei-Juli 2018, kejahatan jalanan yang diungkap oleh Polrestabes Surabaya masih didominasi pencurian dengan pemberatan (curat).

Setidaknya ada 49 kasus pencurian dengan pemberatan yang terungkap di Surabaya selama tiga bulan terakhir. Dari sejumlah kasus itu, polisi menangkap 60 orang tersangka.

Pada Mei lalu, berdasarkan catatan Polrestabes Surabaya, kasus curat yang terungkap bahkan menyasar Kantor Kejaksaan Negeri Surabaya di Jalan Raya Sukomanunggal Surabaya.

Tidak hanya itu, curat yang berhasil diungkap oleh polisi juga terjadi di lokasi konser musik di Jalan Tunjungan, di Mal Tunjungan Plaza lantai tiga, serta di salah satu gereja di Surabaya.

Pada Juni lalu, kasus curat dengan lokasi yang cukup mencolok antara lain di halaman Gelora Bung Tomo Surabaya, beberapa taman di Surabaya, serta di kamar dokter muda di RSUD Dr Soetomo.

Sedangkan pada Juli, ada beberapa lokasi seperti di Mal Royal Plaza, dan Mal PTC, di Rumah Sakit Graha Amerta, juga di stan celana jeans DTC Wonokromo.

Modus terbanyak yang diidentifikasi oleh kepolisian adalah dengan cara merusak gembok dan mencongkel pintu. Artinya, sasaran kejahatan curat ini lebih banyak menyasar bangunan.

Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, Polrestabes Surabaya tidak mentolerir semua kejahatan di Surabaya. Polrestabes, kata dia, akan lebih fokus memberantas kejahatan jalanan.

“Kami ingin lebih fokus menjelang Asian Games. Walaupun tidak sebagai tempat penyelenggaraan, tapi kami upayakan Surabaya dalam keadaan aman,” ujarnya di halaman Polrestabes Surabaya, Rabu (1/8/2018).

Dia berharap, kinerja polisi untuk menekan angka kejahatan di Surabaya ini mampu meningkatan kunjungan wisatawan dan meningkatkan jumlah investasi di Surabaya. (den/bas/dwi)