Selasa, 16 April 2024

Tunawisma Boleh Berlindung di Masjid Inggris Selama Musim Salju

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Tunawisma di tengah musim salju. Foto: GoFundMe

Beberapa masjid di Inggris dan Irlandia membuka pintu bagi para tunawisma saat cuaca dingin dengan suhu di bawah nol derajat dan hujan salju meliputi seluruh Inggris Raya sejak Senin (25/2/2018).

Kekhawatiran terhadap orang-orang yang rentan terus meningkat pada Jumat (2/3/2018), saat Met Office mengeluarkan peringatan merah untuk salju – tingkat peringatan tertinggi – di bagian barat daya Inggris dan Wales selatan.

Peringatan kuning dan ambar diberlakukan di Inggris pada Jumat sampai akhir pekan, dengan kedatangan Badai Emma yang akan membawa salju tebal dan angin kencang.

“Suhunya cukup parah, jadi kami pikir, mengapa tidak melakukan sesuatu untuk membantu,” kata Rabnawaz Akbar, pengurus Masjid Makki di kota utara Manchester, kepada Al Jazeera.

Dilansir Antara, dalam beberapa hari terakhir, beberapa sukarelawan tinggal di tempat ibadah untuk memberikan bantuan makanan dan tempat berlindung bagi tunawisma di Manchester. Masjid ini juga menawarkan fasilitas mandi untuk mereka yang mencari tempat tinggal.

Karena masjid berada di daerah yang didominasi penduduk dari Asia Selatan, makanan yang disediakan meliputi makanan tradisional khas Bangladesh dan Pakistan seperti nasi dan kari ayam.

Akbar mengatakan jumlah tunawisma di Manchester terus bertambah. “Langkah penghematan dalam delapan tahun terakhir berarti dukungan pelayanan untuk masyarakat yang membutuhkan tidak ada lagi,” katanya.

“Ini mengakibatkan orang-orang tidur di jalanan. Solusinya bukan hanya tentang memberikan tempat berlindung. Beberapa orang memiliki masalah kesehatan mental, mereka adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, pecandu narkoba atau imigran yang tidak tercatat – mereka tidak memiliki jalan lain selain sumbangan dari masyarakat.”

“Untuk memastikan mereka tidak di jalan, dibutuhkan pelayanan pendukung di sekitar mereka, tidak hanya memberi mereka tempat menginap semalam.”

Seorang tunawisma berkata bahwa ia berfikir untuk memakai heroin atau kokain, supaya ia bisa baik-baik saja malam ini. Ketika saya memikirkan hal ini, seorang pria datang dari samping dan mengajaknya untuk bermalam di mesjid.

Jamie termasuk di antara empat orang yang tidur di masjid pada Kamis malam. “Saya pecandu. Saya belum pernah berada di masjid sepanjang hidup saya,” katanya.

“Saya sedang berpikir apakah akan mendapatkan heroin atau kokain agar saya bisa baik-baik saja untuk malam ini. Ketika saya memikirkan ini, seorang pria datang dari samping dan berkata, ‘Kau tidak punya rumah, maukah kau menginap di masjid?'”

“Mereka membuat saya merasa sangat disambut, memberi saya sesuatu untuk dimakan, untuk diminum. Sesuatu yang tidak dapat diberikan pihak dewan untuk kami.”

Jamie mengatakan bahwa media sering menggambarkan masjid dengan cara yang negatif. “Kau selalu mendapat (gambaran) klise tentang masjid … Tidak semua orang seperti itu. Saya tidak didorong untuk menjadi radikal. Tapi, (ditanya) ‘Apakah kau lapar? Apakah kau baik-baik saja?'”

Masjid Makki di Manchester termasuk di antara beberapa masjid yang menyambut para tunawisma di Masjid Agung Leeds, Masjid Oldham, Masjid Finsbury Park, Masjid Canterbury dan Masjid Clonskeagh di Dublin, yang merupakan bagian dari Islamic Cultural Centre of Ireland, juga membuka pintu bagi para tunawisma.

“Kami memiliki tim petugas keamanan yang bertugas di malam hari, dan tim pemeliharaan telah diberitahu untuk memastikan pemanas cukup di gedung tersebut, terutama pada larut malam,” kata Summayah Kenna, kepala kesejahteraan masyarakat di Islamic Cultural Centre of Ireland, kepada radio 98FM di Dublin.

Dalam sebuah laporan pada akhir Januari, Crisis, sebuah badan amal yang bekerja untuk mengurangi tunawisma, menggambarkan meningkatnya jumlah orang yang hidup tanpa tempat berlindung sebagai “malapetaka”.

Menurut pemerintah, sekitar 5.000 orang bisa ditemukan tidur di sembarang tempat pada malam hari pada musim gugur tahun lalu, dua kali lipat dari angka tahun 2010. Crisis mengatakan jumlah orang yang tidur di jalan saat ini sekitar 8.000 dan akan meningkat menjadi 15.000 pada 2026 “jika tidak ada yang berubah”.(ant/iss/bid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 16 April 2024
29o
Kurs