Jumat, 26 April 2024

Pakde Karwo: Pembahasan Ganjil Genap Cuma Masukan untuk Surabaya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Soekarwo Gubernur Jawa Timur saat mengisi Seminar Internasional di Surabaya, Senin (3/12/2018). Foto: Denza suarasurabaya.net

Soekarwo Gubernur Jawa Timur menegaskan, pembahasan wacana ganjil genap yang dilakukan Pemprov Jatim hanya untuk memberikan sumbangan pemikiran solusi mengatasi masalah lalu lintas di Surabaya dan sekitarnya saja.

“Enggak, itu FGD (Focus Group Discussion) saja. Kami belum sampai keluar dari Surabaya. Kalau diterapkan di Trenggalek atau Pacitan, enggak ada yang lewat nanti,” ujarnya Soekarwo Gubernur Jawa Timur usai Seminar Internasional di Surabaya, Senin (3/12/2018).

Dia mengatakan, FGD yang digelar Dishub Jatim bekerja sama dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) itu ditujukan untuk memperkaya alternatif-alternatif solusi bagi Kota Surabaya dan sekitarnya.

“Cuma FGD, itu. Saya pun tidak akan mengambil policy (kebijakan) tentang itu. Jadi itu hanya diskusi, menyampaikan pendapat, iya atau tidak. Ya, kan bagus. Nanti disumbangkan kepada siapa…,” ujarnya.

Soal perlu tidaknya sistem ganjil genap di Surabaya, Pakde Karwo menyerahkan kajian lebih lanjut kepada pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

“Biar nanti disurvei oleh polisi dan Dishub Surabaya. Mungkin caranya mengalihkan arus biar ringan, cari cara alternatif. FGD ini hanya menyumbangkan pemikiran, bukan pikiran sumbang,” kata Pakde Karwo.

FGD yang dimaksud oleh Pakde Karwo adalah workshop yang Dishub Jatim dengan menggandeng Masyarakat Transportasi Indonesia Wilayah Jawa Timur.

Salah satu yang menjadi pembahasan di workshop itu bahwa Kota Malang menduduki peringkat tiga sebagai kota paling macet di Indonesia. Sedangkan Kota Surabaya menduduki peringkat sembilan.

Fattah Jasin Kepala Dishub Jatim mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Perhubungan dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) perlu mendiskusikan dan merumuskan formula penerapan rencana kebijakan itu.

Menurutnya, sebuah kebijakan harus didasarkan pada hasil kajian dan penelitian yang didukung dengan kebijakan yang lain, seperti pembatasan penjualan mobil, peningkatan pelayanan transportasi umum, dan infrastruktur pendukung.

“Workshop ini jangan dianggap sebagai kebijakan yang minggu depan atau tahun depan diterapkan. Kita menunggu bagaimana respon masyarakat dan nanti apa yang menjadi landasan kita di kebijakan ganjil genap itu,” kata Fattah, di Hotel Mercure Surabaya. (den/tin/ipg)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs