Senin, 29 April 2024

Es-Port Rebut Juara Tingkat Asia Tenggara

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Saat melakukan uji coba Es-Port d pantai Kenjeran, Surabaya. Foto: Istimewa

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ukir prestasi ditingkat Asia Tenggara, dengan membawa konsep pendingin penyimpanan ikan tenaga surya untuk nelayan, yang merebut juara pertama Design Competition for Industrial System and Environment 2019 (Descomfirst 2019).

Para mahasiswa itu adalah Reza Aulia Akbar, Edrian Hamijaya dan Dito Abrar, tiga mahasiswa Departemen Teknik Industri ITS yang menamakan timnya Red Team, dengan konsep inovatif yang mengungguli 15 tim finalis dari perguruan tinggi lain di Asia Tenggara.

Bertemakan Innovation of Industrial Food Equipment in Small Medium Enterprises Considering Environmental Sustainability, Red Team memilih nelayan sebagai sasaran produk inovatifnya dalam kompetisi ini.

Reza Aulia Akbar Ketua Red Team, menyampaikan bahwa konsep timnya ini dilatarbelakangi oleh besarnya potensi Indonesia dengan garis pesisir pantai dan jumlah nelayannya. Sehingga produksi ikan Indonesia sangat tinggi nilainya.

Hanya saja, penyimpanan logistik ikan dengan pendingin konvensional yang marak digunakan masih memiliki banyak kekurangan. Es batu yang dipakai sebagai sumber pendingin seringkali menambah biaya tersendiri bagi nelayan, sehingga dinilai kurang ekonomis.

“Selain itu, es batu yang digunakan juga dapat menurunkan kualitas ikan yang ditangkap, sehingga menjadi kurang segar,” terang Reza sapaan Reza Aulia Akbar.

Mengatasi hal itu, lanjut Reza, maka dibuatlah sebuah produk yang diberi nama Eco Storage Portable (Es-Port) yang merupakan produk pendingin sebagai tempat penyimpanan ikan tangkapan nelayan pengganti es batu.

Menggunakan sistem termo elektrik yang dilengkapi dengan panel surya, Es-Port menjadi solusi inovatif masalah penyimpanan ikan nelayan. “Salah satu energi besar di lautan adalah energi surya, sehingga sangat tepat jika dimanfaatkan sebagai sumber energi ramah lingkungan,” lanjut Reza.

Selain itu, pemanfaatan limbah high density polyethylene (HDPE) yang terkenal sulit diolah sebagai body Es-Port, kata Reza menjadi nilai tambah keramahan pada lingkungan. Red Team berhasil menjadikan limbah HDPE ini aman untuk dijadikan penyimpanan ikan.

Dengan semua keunggulan ini, Reza mengaku bahwa timnya sampai mendesain ulang prototype ini hingga tiga kali. “Kami mendesain ini tidak hanya sekali desain kemudian jadi, tapi sampai tiga kali redesign agar dapat mewakili kebutuhan nelayan,” ujar mahasiswa angkatan 2006 ini.

Ditambahkan Reza, bahwa Es-Port memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki tim lain. Keunggulan itu meliputi tiga aspek, yakni full proposal dengan data lengkap, presentasi yang menarik dan terstruktur, serta prototype yang telah dilakukan pengujian secara langsung di pesisir pantai Kenjeran Surabaya.

Untuk mengujinya, Red Team pun ikut serta melaut bersama nelayan, sehingga data pasti dan kualitas ikan di dalam Es-Port juga terdeteksi secara nyata.

Tidak hanya di depan juri, produk yang dibimbing Dr Adhitya Sudiarno ST MT dari Departemen Teknik Industri ini juga menyabet kategori Favorit Winner.

Perebutan pemenang kategori ini diambil berdasar hasil voting yang dilakukan di media sosial Instagram dan Presentasi Expo kepada masyarakat di Transmart, Surakarta, Jawa Tengah.

Dipresentasikan dengan menarik, Es-Port yang dibawa Red Team pun menduduki peringkat pertama dalam voting expo dan peringkat kedua dalam voting Instagram. “Dengan ini, kami juga mendapat hati masyarakat yang membuktikan bahwa produk kami (Red Team, red) memang sangat dibutuhkan saat ini,” tambah Reza.

Berkat inovasi yang sangat bermanfaat bagi nelayan ini, Red Team ungguli seluruh finalis dan sabet juara pertama dalam Decomfirst 2019 yang dihelat oleh Universitas Negeri Surakarta (UNS).

“Kami tidak akan berhenti, pengembangan dan penelitian lebih lanjut akan terus dilaksanakan agar menghasilkan produk yang jauh lebih sempurna,” pungkas Reza, Kamis (9/5/2019). (tok/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs