Senin, 29 April 2024

Khofifah Akan Bangun Shelter di Hongkong untuk Pekerja Migran Asal Jatim

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indaar Parawansa saat menghadiri perayaan Hari Pekerja Indonesia di Gelanggang Olahraga (GOR) Sidoarjo, Minggu (3/3/2019). Foto: Istimewa

Khofifah Indaar Parawansa Gubernur Jawa Timur berencana membangun shelter di luar negeri bagi pekerja migran indonesia (PMI), khususnya bagi PMI asal Jawa Timur.

Ini dia sampaikan saat menghadiri perayaan Hari Pekerja Indonesia di Gelanggang Olahraga (GOR) Sidoarjo, Minggu (3/3/2019).

Salah satu negara yang akan menjadi tempat pembangunan shelter itu, kata Khofifah, adalah Hong Kong. Alasannya, karena ada sebanyak 150 ribu PMI asal Jatim di negara itu.

“Saya telah musyawarah dengan rekan yang tinggal dan memiliki hubungan dekat dengan PMI di Hongkong, kami akan menyiapkan shelter di sana,” ujarnya.

Khofifah memaparkan, shelter itu akan berisi layanan konseling dan pelatihan-pelatihan keterampilan.

Dia berharap, melalui pelatihan itu, ketika PMI pulang ke Indonesia mereka bisa memiliki harapan untuk mandiri.

Sementara, Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim dalam pidatonya di Hari Pekerja Indonesia mengatakan, Pemprov Jatim berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tak terkecuali para buruh.

Salah satu upaya yang akan dia lakukan bersama Khofifah, yakni menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, serta fasilitas kesehatan yang semakin baik.

“Kata kuncinya adalah buruh di Jatim semakin hari hidupnya semakin baik, sejahtera, dan maju. Mohon doa restunya agar kami bisa mengemban amanah buruh diseluruh Jatim,” katanya.

Selain membangun shelter pekerja migran, Khofifah sebelumnya juga menegaskan komitmennya untuk membangun tenaga kerja terdidik atau skilled labour di Jatim.

Menurutnya, pekerja di Jatim masih dominan unskilled labour alias berketrampilan rendah. Sebanyak 49 persen tingkat pendidikannya Sekolah Dasar (SD) ke bawah, sedangkan hanya 18 persen berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dia akan berikhtiar menjadikan pekerja di Jawa Timur menjadi skilled labour dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan vokasi.

Salah satunya, kata dia, dengan menyiapkan SMK Pengampu di 149 SMK di Jawa Timur seiring rencana pemerintah pusat membangun seratus Balai Latihan Kerja (BLK) berbasis Pesantren di seluruh Jatim.

Hadirnya BLK dia harapkan dapat menghasilkan SDM yang memiliki skill, sehingga siap bersaing lebih profesional dan lebih produktif di dunia kerja.

Millennial Job Center, kata Khofifah, juga akan dia siapkan di lima Badan Perwakilan Wilayah (Baperwil) di Jatim. Yakni di Madiun, Bojonegoro, Malang, Pamekasan, dan Jember.

Millennial Job Center, kata dia, akan menjadi penguatan dari berbagai kreativitas dan inovasi, khususnya terkait tren gig economy.

Gig economy kata Gubernur Jawa Timur ini adalah sistem kerja model temporer, atau kontrak jangka pendek, sehingga bisa berpindah-pindah dan kerja dimana saja.

Contohnya, profesi fotografer, pekerja lepas (freelancer), event organizer, web designer, dan kameramen. Sistem gig economy ini sejalan tren dunia kerja usia muda.

Khofifah juga mendorong Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) memotivasi anggotanya agar meningkatkan pendidikan.

Bagi yang tidak lulus SD dapat mengambil Kejar Paket A, lalu yang tidak lulus SMP bisa mengambil Kejar Paket C, begitu seterusnya sampai ke tingkat Perguruan Tinggi.(den/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
26o
Kurs