Jumat, 29 Maret 2024

Pantau Pola Makan, Aplikasi Kalkulator Kesehatan Diluncurkan

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Permadina Kanah Arieska SSi, MSi., Ketua Tim Inovasi IKM Unusa perlihatkan menu aplikasi Kalkultor Kesehatan pada monitor HP. Foto: Istimewa

Aplikasi Kalkulator Kesehatan diluncurkan untuk memantau pola makan seseorang yang cenderung sembarangan, tanpa kontrol dan berubah pasca Puasa Ramadhan dan Idul Fitri, hingga menimbulkan gangguan kesehatan tubuh.

Itulah yang kemudian menginspirasi Permadina Kanah Arieska SSi, MSi., Ketua Tim Inovasi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ciptakan sebuah aplikasi kesehatan untuk membantu masyarakat dalam mengontrol pola makan.

“Biasanya masyarakat setelah Puasa dan Lebaran, kurang bisa mengontrol pola makan. Semuanya dimakan sehingga mengalami shock perut. Efeknya mengundang banyak penyakit, seperti gangguan pencernaan, diare, sembelit, tensi naik, gula darah naik, dan lainnya,” terang Permadina Kanah Arieska.

Aplikasi kesehatan berlabel Kalkulator Kesehatan bisa di download di playstore secara gratis. Sesuai dengan tujuannya membantu masyarakat mengontrol pola makan, aplikasi ini bertema: Kalkulator Kesehatan, solusi preventif masalah kesehatan Anda.

“Tagline Kalkulator Kesehatan ini sesuai dengan program studi IKM yang lebih fokus pada preventif atau pencegahan. Aplikasi ini membantu masyarakat dalam mencegah timbulnya penyakit, dan bukan mengobati,” ujar Kanah sapaan Permadina Kanah Arieska.

Terdapat tiga panduan utama tentang kesehatan dalam aplikasi ini yakni, status gizi, kebutuhan kalori, dan konsumsi air per hari. Penggunaan ketiga standar kesehatan ini karena banyak dipakai atau dicari.

Status gizi sebagai tindakan preventif menjaga berat badan, kebutuhan kalori panduan prenventif asupan makanan, dan kebutuhan air per hari dalam tubuh yang berbeda-beda.

“Masyarakat tinggal menghitung di aplikasi kalkulator kesehatan. Hasilnya, bisa langsung melihat kondisi kesehatan tubuhnya setiap saat dalam monitor handphone (HP) yang dibawanya,” papar Kanah.

Sedangkan untuk mendownload di playstore, lanjut Kanah, masyarakat tinggal ketik kalkulator kesehatan toko digital. Nanti akan muncul gambar bentuk HP bernuansa pink, dan jika di klik lagi, maka akan tampil 6 menu utama Kalkulator Kesehatan.

Keenam menu utama tersebut yaitu: Status Gizi, Kebutuhan Kalori, Konsumsi Air per Hari, Ebook, Tentang Kami, dan Kontak Kami.

“Pengguna aplikasi tak hanya tahu kondisi kesehatannya, tapi juga diberi saran, bahkan bisa konsultasi melalui kontak WA. Ada pemahaman kesehatan agar pengguna lebih yakin bagaimana solusinya. Jadi aplikasi ini tak hanya pencegahan, tapi sekaligus edukasi kesehatan,” tambah Kanah.

Kanah menjelaskan status gizi pada kalkulator kesehatan diterapkan untuk orang dewasa, di mana berdasarkan panduan WHO kriteria orang dewasa umur 20 tahun ke atas. Cek status gizi membutuhkan data berat badan, tinggi badan pengguna. Hasil pengecekan ada tiga kategori kesehatan yakni kurus, normal, dan obesitas (kegemukan).

Kebutuhan Kalori membutuhkan data pengguna aplikasi yakni berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis aktivitas yang dilakukan setiap hari. Begitu pula dengan konsumsi air per hari, selain berat badan dan tinggi badan juga data berapa lama beraktivitas, misalnya berapa lama berolah raga.

“Jika si pengguna kurang memahami istilah kesehatan yang digunakan, bisa mencari informasi secara lengkap dan detil untuk segera diketahui, dipelajari dan dipahami melalui menu E-Book,” pungkas Kanah, Kamis (13/6/2019).(tok/tin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
26o
Kurs