Senin, 6 Mei 2024

Pengamat Minta Agar Proyek Esemka Tak Ulangi Kesalahan Pada Era Orba

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Joko Widodo Presiden (kanan) didampingi Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian (kiri) mengamati salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka saat meresmikan pabrik mobil PT. Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Foto: Antara

Hisar Sirait pengamat ekonomi berharap pemerintahan saat ini, usai Esemka diresmikan oleh Joko Widodo Presiden, jangan sampai mengulangi kesalahan proyek mobil nasional di era Orde Baru (Orba) yang sempat mengalami kegagalan.

“Bicara mengenai industri otomotif ini sebetulnya banyak faktor keterkaitannya, antara lain faktor komitmen penuh pemerintah untuk memberikan banyak hal terkait dengan pengembangan industri mobil. Proyek mobil nasional pertama yang gagal pada beberapa dekade lalu karena menjalankan komitmen ini secara setengah-setengah alias parsial,” kata ekonom yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut di Jakarta, Jumat (6/9/2019).

Dia menjelaskan bahwa dengan demikian masing-masing pihak tidak memiliki sesuatu yang disebut terintegrasi penuh atau fully integrated, integrasi sempurna untuk pengembangan sebuah industri mobil.

Dilansir Antara, menurutnya hal itu sangat dibutuhkan karena industri mobil merupakan industri otomotif yang tidak hanya dibangun secara parsial.

Kalau pun Indonesia mau mengembangkan dan memperkuat industri mobil secara mandiri, maka harus ada teknologi yang melibatkan industri karet untuk menghasilkan bannya dan berbagai macam industri yang berkaitan dengan industri mobil.

Faktor selanjutnya yakni daya saing dari produk yang dihasilkan oleh industri mobil. Proyek mobil nasional dulu hanya berpikir output oriented atau yang penting ada dulu, tidak memikirkan secara panjang mengenai daya saing dari produk yang dihasilkannya.

“Jangan sampai mobil Esemka juga menjadi korban dari pandangan output oriented yang pernah membuat gagal proyek mobil nasional dulu yang tidak melihat keberlanjutan dari mobil nasional tersebut,” ujar Hisar Sirait.

Kesalahan lainnya yang dialami oleh proyek mobil nasional sebelumnya adalah rantai pasokan produksi yang sangat lemah, lanjutnya, untuk menghasilkan sebuah mobil harus mengintegrasikan jaringan-jaringan pasokan yang mendukung lini produksi.

Joko Widodo Presiden akhirnya meluncurkan mobil Esemka bersamaan dengan meresmikan fasilitas produksi otomotif karya anak bangsa PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.

Edi Wirajaya Direktur Utama PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), mengatakan dua mobil Esemka jenis pick up atau mobil niaga diluncurkan yaitu Bima 1.2 dan Bima 1.3.

Ia menjelaskan, truk ringan atau mobil niaga Esemka Bima 1.3 hadir dengan kabin yang lega serta ruang kargo yang luas cocok untuk lebih banyak muatan.

Dilengkapi dengan mesin 1.3 L DOHC 16 v yang tangguh dan bertenaga, Esemka bisa menjadi kebanggaan Indonesia, karena tangguh, harga terjangkau dan bertenaga.(ant/tin/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
31o
Kurs