Senin, 29 April 2024

Perempuan Bangsa Berikan Trauma Healing kepada Anak-anak Korban Gempa Ambon

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Siti Mukaromah Anggota DPR RI Fraksi PKB (kerudung hijau) bernyanyi bersama anak-anak korban bencana gempa bumi di Ambon, Kamis (24/10/2019). Foto: Istimewa

Korban gempa bumi Ambon memerlukan dukungan psikososial lebih lama, mengingat gempa terjadi berulang-ulang sejak akhir September 2019 sehingga meninggalkan trauma terhadap para korban.

Itulah yang mendorong Perempuan Bangsa untuk mengadakan trauma healing dengan mewarnai bersama anak-anak korban gempa bumi di Ambon, Kamis (24/10/2019).

“Mereka membutuhkan dukungan psikososial lebih lama, karena gempa terjadi berulang-ulang,” kata Siti Mukaromah Ketua Perempuan Bangsa, di lokasi pengungsian di Desa Tial, Maluku Tengah.

Pada kesempatan tersebut, Siti yang juga Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bernyanyi bersama anak-anak dan turut dalam kegiatan mewarnai.

Menurut perempuan yang akrab disapa Erma, dunia anak-anak adalah dunia bermain sehingga jangan sampai kondisi bencana dan lokasi pengungsian menghapus keceriaan mereka dalam bermain.

Selain mewarnai dan bermain bersama, badan otonom PKB itu juga menyalurkan bantuan yang bertujuan memberikan dukungan psikososial terhadap korban gempa, antara lain berupa aneka mainan anak-anak, buku dan alat mewarnai, buku dongeng dan cerita pendek, serta boneka.

“Bahan makanan, terpal, karpet, pembalut wanita, diapers, susu dan makanan bayi dan balita, makanan instan tetap kita sampaikan,” lanjutnya.

Bantuan diserahkan di Posko Pengungsian di tiga desa, Desa Liang, Tial dan Tulehu yang berlokasi di Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah.

Tiga desa itu mengalami kerusakan cukup parah, sebagian besar rumah mereka rata dengan tanah sehingga mereka harus berada di lokasi pengungsian. Di Desa Liang, misalnya lokasi ini ditinggali sekitar seribu pengungsi lebih.

Fikri (10 tahun) salah seorang pengungsi di Tial menuturkan, dirinya sangat senang dengan aktivitas mewarnai.

“Seru, saya suka warna biru,” ujarnya. Tidak hanya anak-anak, dalam aktivitas itu kemudian orang dewasa ikut mewarnai bersama.

Erma menambahkan, melihat respon masyarakat yang sangat senang, menikmati, dan antusias ke depan Perempuan Bangsa akan memasukkan program Pelatihan Kader Tanggap Bencana.

“Selesai memberikan bantuan biasanya sudah sampai di situ saja, padahal korban ini sangat rentan terhadap trauma. Perempuan Bangsa akan berperan dalam mendampingi para korban sebagai bentuk pengabdian kita kepada masyarakat,” tuturnya.

Selain mewarnai, kegiatan Pelatihan trauma healing juga dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan mendongeng atau story telling, bermain bersama, dan lain-lain. Sebab, Indonesia secara geografis memiliki risiko tinggi mengalami bencana alam. (rid/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
29o
Kurs