Minggu, 5 Mei 2024

Timur Barat Bertemu dalam Gerak Tari di Sinergi Tari

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Pertemuan dan sinergi gerak dan olah tubuh antara timur dan barat pada Sinergi Tari. Foto: Totok suarasurabaya.net

Ragam gerak tari dan olah tubuh bergaya timur dan barat bertemu dalam satu pentas Sinergi Tari, yang digelar di gedung Cak Durasim kompleks Taman Budaya Jawa Timur (TBJ), Rabu (9/1/2019) malam.

Beberapa judul karya para koreografer dari Indonesia, Australia dan Jerman dengan ciri khas masing-masing yang berbeda, menyatu pada beberapa karya yang memang mencampurkan penari dari timur dan barat.

In the Presence of Absence adalah satu diantara karya koreografer Rochelle Charmichael dari Australia dengan menampilkan penari Dian Bokir dari Indonesia bersama Luisa Kastl dan Martina Feirtag dari Jerman.

“Karya ini membedah emosi masyarakat dalam kaitanya dengan hubungan dekat orang-orang atau manusia-manusia didalamnya. Kalau ditanya bagaimana bentuk dan aksi tarinya, mungkin akan lebih nyata jika menyaksikan sendiri,” ujar Heri Prasetyo operator Sinergi Tari.


Gerak tari dan olah tubuh bercerita tentang hilangnya gerak tubuh hormat dan menghargai manusia lain. Foto: Totok suarasurabaya.net

Sekedar catatan, Dian Bokir adalah sosok penari, sekaligus koreografer yang sudah mengikuti sejumlah pementasan tari di beberapa negara. Dian Bokir sendiri juga kerap menampilkan karya-karyanya di sejumlah negara luar negeri.

Selanjutnya, juga dijadwalkan tampil karya: Gerak yang Hilang; Tawadhu dengan koreografer Famida dan Nihaya, dan ditarikan oleh kelompok Jatiswara Indonesia.

Famida dan Nihaya mencoba menampilkan kegelisahan mereka sehubungan dengan semakin menipis dna hilangnya gerak-gerak tubuh sebagai bagian dari penghormatan, rasa hormat serta sikap menghormati lainnya.

Sikap merendah tanpa menghinakan diri, adalah sikap saling menghormat bagi manusia atau masyarakat yang berada di belahan Asia Tenggara pada umumnya, dan itu mulai menipis, jarang terlihat, serta semakin menghilang.

“Seperti misalnya, Tawadhu sebagai perwujudan sikap hormat sekaligus menghargai, mengakui eksistensi orang lain adalah sifat yang terpuji dalam hubungan sosial masyarakat. Tetapi ini jarang terlihat lagi sekarang, hilang diantara masyarakat kita,” kata Heri yang juga koreografer.

Dan pada karyanya itu, Famiya dan Hinaya menampilkan gerak tari tentang sikap hormat, seperti membungkukkan tubuh yang lazim dilakukan masyarakat timur seperti masyarakat Jepang yang menghormat orang yang lebih tua.

Rabu (9/1/2019) malam gerak tari dan olah tubuh timur dan barat tetapi dalam satu kegelisahan sama tentang manusia, tentang masyarakat, ditampilkan para koreografer dan penari dari Indonesia, Australia dan Jerman.(tok/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
25o
Kurs