Sabtu, 20 April 2024

Unusa, ITB, dan Indosat Kembangkan Produk Berbasis IoT

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Prof. Achmad Jazidie Rektor Unusa (tengah) saat menghadiri sebuah konferensi pers di kampus Unusa. Foto: Totok/Dok. suarasurabaya.net

Terkait Internet of Things (IoT), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Indosat berencana kembangkan berbagai peralatan berbasis IoT.

Satu diantara wujud dari kerjasama itu, di Kampus B Unusa, Jl. Jemursari Surabaya, telah hadir sebuah sepeda pintar (smart bicycle), yang nantinya akan dijadikan sebagai objek dalam mengembangkan berbagai peralatan berbasis IoT.

Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., Rektor Unusa, mengungkapkan Internet of Things adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.

“Sepeda pintar ini dipinjamkan sementara oleh ITB untuk Unusa sebagai objek untuk mengembangkan peralatan berbasis IoT. Mahasiswa dan dosen di Fakultas Teknik akan memaksimalkan kehadiran sepeda pintar ini, sebagai bahan kajian dan penelitian ke arah pengembangan produk berbasis IoT,” terang Achmad Jazidie.

Internet of Things lebih sering disingkata IoT, sudah berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro electro mechanical systems (Mems), dan juga internet. Unusa berkominten untuk menjadikan perguruan tinggi yang berbasis teknologi. Satu diantaranya dengan bekerja sama dengan Indosat dan ITB untuk menciptakan produk-produk berbasis IoT.

“Produk-produk berbasis IoT memiliki kemampuan bermacam-macam, contohnya dalam berbagi data, menjadi remote control, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya fungsinya termasuk juga diterapkan ke benda yang ada di dunia nyata, di sekitar kita,” tambah Jazidie.

Smart bicycle, lanjut Jazidie, adalah satu diantara contoh konkret yang saat ini telah dikembangkan oleh ITB (Intitut Teknologi Bandung), dan saat ini dipinjamkan ke Unusa untuk menjadi referensi secara nyata bagi dosen dan mahasiswa terhadap produk berbasis IoT.

Lebih lanjut Jazidie menambahkan, bahwa dalam beberapa bulan lalu Unusa telah bekerja sama dengan Indosat, satu diantara poinnya di Unusa akan ada Program Future Digital Economy Lab, yang bertujuan menjadi wadah untuk mengembangkan inovasi, penguatan sumber daya serta menghasilkan beragam use case berbasis IoT yang dapat diproduksi di dalam negeri guna meningkatkan perekonomian bangsa dan menciptakan peluang usaha di berbagai industri.

Future Digital Economy Lab diharapkan mampu menghasilkan ide inovasi, referensi desain produk dan solusi guna menjawab kasus-kasus IoT yang dapat dikembangkan dalam skala industri untuk beragam kebutuhan baik itu pengembangan produk, layanan, manufaktur, marketing, dan lain-lain,” papar Jazidie.

Selain itu, tambah guru besar bidang robotika ITS ini, program-program pengembangan talent dan inkubasi future economy berbasis digital juga bisa dihasilkan di Laboratorium ini.

Wadah itu juga dapat menjadi tempat pengujian beragam perangkat IoT dan Sandbox untuk mendapatkan sertifikasi perangkat, dan menghasilkan intellectual property anak negeri, sertifikasi sumber daya serta tempat bertemunya produsen dan pengguna.

“Kedepan nanti, program-program yang dijalankan di dalam laboratorium diharapkan menghasilkan karya nyata, berkualitas dan aplikatif untuk menjawab masalah di lapangan atau pengembangan bisnis,” pungkas Jazidie, Jumat (24/5/2019).(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
27o
Kurs