Sabtu, 4 Mei 2024

Daripada Impor, Khofifah Tawarkan Baja Lokal Jatim untuk Mendukung Industri Kereta Api

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur. Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur berharap industri baja di Jawa Timur bisa mendukung pengembangan industri kereta api nasional yang digawangi PT Industri Kereta Api (INKA) Persero.

“Kami sesungguhnya berharap local content, Pak Dirjen. Bukan hanya dari Krakatau Steel. Di Surabaya, Gresik, Mojokerto, industri baja kita juga advance,” ujar Khofifah saat menghadiri pengapalan kereta produksi Inka ke Filipina

Khofifah menyampaikan ini di hadapan direksi dan komisaris PT Inka yang sedang punya hajat pengapalan kereta di Terminal Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (12/12/2020).

Sejumlah menteri juga menghadiri kegiatan tersebut. Salah satunya Taufiek Bawazier Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian yang mewakili Menteri Perindustrian.

Khofifah menawarkan industri baja lokal di Jatim untuk merespons pernyataan Taufik Bawazier pada kesempatan yang sama. Taufik mengatakan, Kemenperin akan mempersiapkan industri baja untuk mendukung PT Inka.

Menurut Taufik, kalau bicara tentang kereta api kebutuhan baja juga harus dipersiapkan dengan baik. Demikian juga komponen kereta api dan industri pendukung lainnya sebagai sebagai ekosistem industri perkeretaapian nasional.

Tidak hanya itu, Taufik juga mengatakan, ada kemungkinana Kemenperin akan menyiapkan industri kecil menengah di Jawa Timur untuk menyuplai komponen-komponen kereta yang dibutuhkan PT Inka.

“Kita bisa duduk bersama. Saya ingin mengajak keliling, bagaimana sebetulnya produk baja kita yang luar biasa. Saya beberapa kali bertemu Asosiasi industri baja Jatim. Mereka berharap kalau bisa jangan impor,” katanya.

Khofifah mengatakan, sebagaimana klaim para pelaku industri baja dalam asosiasi itu, produk baja mereka sebetulnya sangat kompetitif. Khofifah pun mengajak Dirjen ILMATE untuk menemui dan mendapat penjelasan dari mereka.

“Beliau mungkin bisa menjelaskan, dari beberapa lab yang sudah mereka lakukan, antara produk industri baja di sini dengan baja impor yang didatangkan, menurut mereka produk mereka lebih kompetitif,” ujar Khofifah.

Khofifah pun meyakinkan, upaya menemukenali produk anak bangsa ini perlu dilakukan pemerintah. Salah satunya industri baja Jatim yang menurutnya cukup besar. Menurut dia, baja Jatim mampu mendukung PT Inka.

“Kalau ditambah dari KS (Krakatau Steel), saya rasa Inka punya peluang besar, kalau African Belt Economic Development (ABED) sudah betul-betul berjalan, untuk kemudian bisa masuk sana,” katanya.

Industri baja Jawa Timur, menurut Khofifah, mampu menjadi subsistem PT Inka sebagaimana yang menurutnya pernah dilakukan PT Pindad. Dulu, kata dia, Pindad melibatkan banyak UMKM lokal Jatim dalam memproduksi alat utama sistem pertahanan (Alutsista).

Taufik Bawazier sendiri menyatakan, Kemenperin dengan peralatan yang ada akan menyeleksi apa saja yang dibutuhkan PT Inka untuk berkembang. Salah satunya pengembangan Industri Kecil Menengah di Jatim dalam hal komponen KA.

“Jadi dari sisi nasional kita bisa ekspor, dari sisi kesejahteraan kita juga bisa memberikan multiplyer effect buat masyarakat,” kata Taufik saat menyampaikan sambuatannya sebelum pelepasan ekspor kereta Inka ke Filipina.

Dalam kesempatan itu Taufik membacakan sambutan Menteri Perindustrian yang berhalangan hadir. Poin utama sambutan itu Menperin sangat mendukung aktivitas dan inovasi yang telah dilakukan PT Inka.

“Dengan UU cipta kerja sudah diluncurkan, tentunya nanti investasi baru yang selektif akan terbuka untuk mendukung perkeretaapian di Indonesia. Kami akan tingkatkan level PT Inka agar betul-betul mampu memproduksi KA kekinian,” ujarnya.

Kemenperin, kata Taufik, meminta Inka terus berinovasi menjawab kebutuhan kereta api di dunia. Baik yang dibutuhkan masyarakat, kebutuhan negara, juga kebutuhan negara sasaran ekspor.

“Kita bisa gunakan sistem artificial inteligence, data angka analitic dari Google, kebutuhan KA di eropa seperti apa, kebutuhan di Afrika seperti apa. Desain, model, dan kelengkapan engineeringnya,” ujarnya.

Dia mengatakan, PT Inka sebagai BUMN produsen kereta api dalam negeri harus terbuka dan belajar dari negara Jerman, Eropa, Prancis, dan Italia, yang sudah punya kekuatan di bidang perkeretaapian dunia.

“Knowledge kita terima lalu kita kembangkan dan kita bentuk inovasi. Lalu prototipe produknya harus betul-betul bisa dikembangkan secara massal dan bisa kita ekspor,” katanya.(den/tin)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
27o
Kurs