Rabu, 1 Mei 2024

Dradjad Wibowo: Indonesia Bisa Meniru Singapura Tangani Masalah Virus Corona

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Dradjad Hari Wibowo ekonom senior Indef Foto: Faiz suarasurabaya.net

Dradjad Hari Wibowo ekonom senior Indef mengatakan, efek covid-19 ini besar sekali, bukan hanya bagi perekonomian, tapi juga bagi kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga tidak perlu dielaborasi lagi.

Untuk penanganannya, Dradjad sangat menyarankan pemerintah Indonesia meniru langkah-langkah Singapura.

“Meski Singapura hanya negara pulau dan ukurannya kecil, PDB per kapitanya sangat tinggi, serta sektor kesehatannya salah satu terbaik di dunia, maka banyak langkah Singapura yang sulit dijalankan efektif di Indonesia,” ujar Dradjad dalam pesan singkatnya, Rabu (4/3/2020).

Tapi, kata dia, tidak ada salahnya Indonesia mencoba semaksimal mungkin langkah-langkah tersebut.

Menurut Dradjad, ada beberapa butir yang sangat krusial yang bisa diperhatikan yakni selain penanganan epidemiologis dan medis, Singapore mengelola informasi dengan ketat, tapi terbuka dan akurat.

Tujuannya, untuk mencegah ketakutan dan kepanikan, karena kedua faktor ini bisa merusak banyak hal. Selain itu, tujuannya agar masyarakat percaya bahwa negara mampu menangani wabah virus Corona dengan baik.

Dengan sistem informasi ini, kata Dradjad, masyarakat bisa dengan mudah tahu di mana cluster yang berisiko tinggi.

“Informasi kasus diberikan secara terbuka, tapi tetap konsisten menjaga kerahasiaan pasien. Setiap pasien disebut Case 1, 2, 3 dan seterusnya. Riwayat kontak dan penularan antar Case diberikan terbuka. Kesembuhan setiap kasus juga diumumkan terbuka,” jelasnya.

Dradjad menegaskan, masyarakat juga diberi informasi sesering mungkin mengenai apa yang harus mereka lakukan untuk mencegah penyebaran virus, apa yang harus dilakukan jika tertular dan sebagainya.

“Intinya, manajemen informasi berperan sama pentingnya dengan penanganan epidemiologis dan medis,” kata dia.

Dradjad mengatakan, Singapura sangat ketat melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang masuk ke negaranya, baik melalui darat, laut maupun udara. Tujuannya adalah meminimalisasi masuknya covid-19 dari luar negeri.

Isolasi ini memang jauh lebih sulit bagi negara seluas Indonesia. Tapi dengan kasus yang sudah muncul sekarang, harus diakui jika pemeriksaan di bandara atau pelabuhan yang dilakukan oleh Indonesia masih bolong-bolong. Ini yang perlu diperbaiki.

Dia menyarankan kepada pemerintah meninjau ulang alokasi dana yang tidak mendesak.

“Misalkan pos APBN untuk buzzers. Uang APBN yang sangat terbatas sebaiknya dialokasikan untuk memperkuat sektor medis. Contohnya, dana uji laboratorium perlu dilipat-gandakan agar lebih banyak lab yang mampu dan lebih cepat. Ingat kecepatan konfirmasi laboratorium berperan sangat krusial dalam penanganan kasus. Rumah sakit perlu disediakan dana cukup agar mereka tidak perlu khawatir dengan pembiayaan BPJS,” pungkas Dradjad.

Sekadar diketahui, Dradjad Wibowo telah beberapa tahun melakukan penelitian kesehatan masyarakat dari sisi ekonomi kesehatan. Tesis masternya pun juga di bidang ekonomi kesehatan tentang pencegahan penyakit menular.(faz/tin)

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
30o
Kurs