Jumat, 3 Mei 2024

Kekhawatiran Berlebih Terhadap Covid-19 Disebabkan Minimnya Informasi

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Foto viral pesan dari perawat untuk menanggapi adanya penolakan jenazah perawat karena terinfeksi Covid-19. Foto : Twitter BNPB

Di tengah maraknya pandemi Covid-19, kecemasan dan ketakutan masyarakat untuk tertular menjadi masalah baru. Tidak jarang hal ini menimbulkan stigma dan perilaku diskriminatif kepada para pasien Covid-19 dan tenaga medis yang menanganinya.

Hario Megatsari S.KM., M.Kes, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) mengatakan bahwa stigma tersebut disebabkan karena ketidakpahaman masyarakat mengenai permasalahan yang ada. Masyarakat yang seharusnya mendukung petugas medis malah bertindak sebaliknya.

“Petugas medis seharusnya didukung penuh oleh seluruh pihak termasuk masyarakat. Sehingga, secara psikologis mereka nyaman untuk bekerja,” ujarnya melalui siaran pers.

Terdapat beberapa dukungan yang bisa diberikan masyarakat kepada petugas medis, khususnya petugas medis yang menangani Covid-19. Di antaranya adalah menjaga rumah petugas medis tersebut, membelikan makanan yang bergizi, atau menjaga anak petugas medis dengan baik. Dukungan serupa juga dapat diberikan kepada keluarga pasien Covid-19.

“Upaya tersebut dapat membuat psikologis petugas medis menjadi tenang dalam melakukan pekerjaannya,” kata dia.

Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama untuk menghilangkan stigma terhadap petugas medis dan pasien Covid-19. Selain itu, masyarakat juga perlu belajar banyak tentang Covid-19 sehinga mereka bisa melihat permasalahan secara proporsional.

“Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait Covid-19, maka perlu dilakukan edukasi terus menerus dan upaya untuk mengurangi hoaks. Meningat, hoaks tersebut dapat menjadi pemicu munculnya stigma tersebut,” ujarnya.

Dengan melihat permasalahan yang ada saat ini, edukasi tidak langsung seperti melalui media online dirasa menjadi pilihan yang paling logis. Meskipun begitu, edukasi juga dapat dilakukan secara langsung kepada masyarakat dengan memperhatikan beberapa hal untuk mencegah penularan Covid-19.

Edukasi langsung bisa dilakukan oleh pihak kelurahan atau desa dengan didampingi oleh petugas kesehatan setempat atau pihak Puskesmas. Materi edukasi yang digunakan sebaiknya menggunakan materi atau pesan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah.

“Ketika melakukan edukasi secara langsung, perlu diperhatikan jarak interaksi dan penggunaan alat pelindung diri (APD),” ucap Hario Megatsari.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, dia mengajak seluruh pihak untuk tidak berhenti belajar. Selain itu juga tidak mudah membagi berita yang belum jelas kebenarannya. (iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
32o
Kurs