Jumat, 26 April 2024

Meski Surabaya Zona Oranye, Protokol Kesehatan Tak Boleh Kendor

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Dr Windhu Purnomo Pakar Epidemiologi memaparkan kondisi peta zona risiko Covid-19 Jatim, di Taman Surya Rabu malam. Surabaya sudah mulai oranye sepekan ini. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyatakan tetap menjalankan disiplin protokol kesehatan di berbagai sektor. Meski Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis peta Kota Surabaya telah berstatus zona oranye atau risiko sedang Covid-19.

Dr Windhu Purnomo Pakar Epidemiologi, dalam paparan Ekspos Hasil Survei Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Jatim di Taman Surya Balai Kota Surabaya tadi malam, juga memaparkan Kota Surabaya sudah seminggu bertahan di zona oranye. Dia juga mengucapkan selamat sekaligus berpesan tetap waspada karena daerah sekelilingnya masih merah seperti Kabupaten Sidoarjo.

Febriadhitya Prajatara Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya bilang, pemberian zonasi warna terhadap Covid-19 pada suatu daerah itu menjadi kewenangan dari BNPB Pusat. Apapun kondisi Surabaya, pihaknya bakal terus menjalankan disiplin protokol kesehatan di berbagai sektor.

“Terkait itu (zona warna) kan kewenangan dari BNPB pusat. Tapi yang jelas kita patut bersyukur Surabaya menjadi lebih baik sekarang. Penanganan pandemi Covid-19 dan penularan sudah mulai terkendali,” kata Febriadhitya Rabu malam (12/8/2020).

Kata Febri, apapun label yang disematkan ke Kota Surabaya, pemerintah kota tetap menjalankan disiplin protokol kesehatan tanpa sedikit melonggarkan. “Bukan berarti dengan adanya perubahan status tersebut membuat Pemkot Surabaya melonggarkan, tidak,” tegas dia.

Febri mengungkapkan, ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar di Surabaya Raya berakhir, Pemkot Surabaya juga malah makin masif melakukan sosialisasi protokol kesehatan. Bahkan, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya turun sendiri melakukan sosialisasi masker ke kampung-kampung. Alhasil, penularan kasus Covid-19 di Surabaya bisa terkendali dan angka kesembuhan terus bertambah.

“Alhamdulillah, dengan dilakukan penerapan sanksi kemudian pendisiplinan protokol kesehatan baik di perusahaan, mal, pasar, maupun penambahan swab di tempat-tempat yang banyak kerumunan menghasilkan bahwa Surabaya bisa terkendali seperti sekarang,” ungkap dia.

Febri bilang, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya bahwa hampir 90 persen pasien Covid-19 memiliki penyakit penyerta. Baik itu diabetes melitus, hipertensi, jantung maupun paru-paru.

“Memang dari data Dinkes Surabaya hampir 90 persen yang terjangkit dari Covid-19 ini yang memiliki penyakit dahulu. Jadi dia itu sudah sakit duluan entah itu diabetes, atau hipertensi. Sehingga orang tersebut rentan tertular,” papar dia.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Mulai disiplin cuci tangan menggunakan sabun, pakai masker dan jaga jarak.

“Makanya itu protokol kesehatan pakai masker, cuci tangan, jaga jarak itu penting. Karena sudah banyak rekan-rekan kita yang kurang beruntung dengan pandemi ini,” pungkas dia.

Sekadar diketahui, dalam peta zonasi risiko pada laman website covid-19.go.id milik BNPB Pusat, saat ini Kota Surabaya telah berwarna oranye yang berarti risiko sedang terhadap kasus Covid-19. Tapi, warga diimbau semakin waspada dan meningkatkan kepatuhan pada protokol kesehatan agar Surabaya menjadi zona hijau. (bid/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
31o
Kurs