Wahid Wahyudi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim mengatakan, pembatalan Ujian Nasional (UN) tidak berpengaruh terhadap kelulusan siswa SMA dan SMK.
“Kelulusan ditentukan berdasarkan rapor selama 3 tahun, ujian sekolah atau ujian satuan pendidikan, dan ujian praktik. Alhamdulillah SMK sudah melaksanakan UN, hanya SMA yang belum,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (25/3/2020).
Pembatalan UN, kata Wahid, hanya berpengaruh pada seleksi masuk perguruan tinggi karena selama ini ada jalur prestasi yang menggunakan nilai UN. “Juga pada penerimaan pendidikan tertentu seperti akademi kepolisian dan akademi militer yang menggunakan nilai UN. Tapi dengan dibatalkannya UN, saya yakin perguruan tinggi dan pendidikan kedinasan juga akan menyesuaikan,” katanya.
Belajar di rumah
Terkait proses belajar mengajar yang dialihkan di rumah selama masa wabah COVID-19, Wahid mengingatkan pentingnya peran orang tua. “Mohon siswa diingatkan untuk menghindari kegiatan kumpul-kumpul di warung atau cafe. Kami sudah minta guru memberikan tugas secara proposional agar tugas untuk siswa tidak terlalu banyak,” ujar Wahid.
Seluruh cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, kata Wahid, telah memonitor kegiatan belajar di rumah agar berjalan dengan baik. Dengan sistem online, guru bisa tahu siswa yang aktif dan tidak aktif.
Dari total 38 kabupaten/kota di Jawa Timur hanya ada 6 SMA dan 1 SMK di Kepulauan Masalembu dan sekitarnya yang koneksi internetnya jelek. Jumlah siswa di enam sekolah tersebut rata-rata 20-30 siswa per sekolah.
“Karena siswanya tidak banyak, siswa dikelompokkan di beberapa rumah siswa. Gurunya proaktif datang dari rumah ke rumah siswa untuk memberikan materi yang harus dipelajari dan tugas yang harus dikerjakan,” ujarnya.(iss/ipg)