Jumat, 29 Maret 2024

Pemprov: Hampir 600 Ribu Warga Jatim Sudah Rapid Test

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Rapid test yang dilakukan tim Covid-19 Hunter di salah satu daerah di Jatim. Foto: Humas Pemprov Jatim

Pemerintah Provinsi mengklaim, sebanyak 598.065 warga di berbagai daerah sudah mengikuti rapid test massal, sampai Jumat (17/7/2020) kemarin, sebagai upaya 3T penanggulangan Covid-19 di Jatim.

Upaya testing, tracing, dan treatment (3T) andalan Pemprov dan Gugus Tugas Covid-19 Jatim untuk melacak warganya yang terjangkit virus SARS-CoV-2, menanganinya, dan memutus rantai penularannya.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengatakan, masifnya tes cepat ini sejalan arahan Joko Widodo Presiden untuk memperbanyak testing, tracing, dan treatment di Provinsi Jatim.

Gubernur Perempuan pertama Jatim itu juga mengklaim, sejauh ini, Jawa Timur masih menjadi provinsi tertinggi secara nasional yang sudah melakukan tes cepat massal terhadap warganya.

“Alhamdulillah kami terus memperbanyak warga yang mengikuti tes Covid-19. Kami menyasar PDP dan OTG, juga mereka yang suspect dan kontak erat, karena persentase OTG ini terus meningkat,” kata Khofifah.

Rapid test juga dilakukan terhadap orang di dalam lingkaran klaster yang baru ditemukan dan hasil tracing secara terintegrasi antara Dinkes Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota, serta Tim Covid-19 Hunter.

Adapun untuk jumlah spesimen swab warga Jatim yang sudah diambil dan diuji dengan metode polymerase chain reaction (PCR), berdasarkan data Pemprov, mencapai 96.936 spesimen.

Proporsi kumulatif spesimen Jatim mencapai 2.348 per 1 juta penduduk. Hal itu sebagaimana data yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim.

“Sampai sekarang kita sudah punya 27 laboratorium pemeriksa PCR. Jumlahnya terus meningkat karena sebelumnya hanya 11 titik lab. Selain itu kita juga ada 17 laboratorium pakai TCM,” ujarnya.

“Hari ini kita juga baru saja meluncurkan mobile molecular laboratory yang akan  mempercepat dan perluasan tes swab PCR  bagi yang suspect maupun kontak erat,” kata Khofifah.

Khusus mobile molecular laboratory yang baru diluncurkan, kapasitasnya mencapai 300 spesimen dalam sehari. Dengan demikian dapat membantu percepatan uji spesimen di Jawa Timur.

Dengan jumlah laboratorium untuk tes yang kian meningkat juga tes yang kian masif, itu mempercepat tes spesimen dan hasilnya cepat diketahui. Otomatis, penanganan bisa segera dilaksanakan.

Menurut Khofifah, dengan tes yang kian masif, jumlah kasus yang ditemukan tentu semakin bertambah. Namun hal itu juga dibarengi penyiapan sistem kuratif dan penanganannya.

Jatim sekarang punya one gate referral system atau sistem rujukan utama untuk pelayanan kuratif. Ada 127 rumah sakit rujukan Covid-19 yang rencananya terintegrasi di sistem ini.

Di tahap awal ini, sudah ada 31 rumah sakit di Surabaya Raya yang terintergrasi. “Evakuasi cepat, penanganan juga cepat dan tepat, otomatis mempercepat kesembuhan,” kata Khofifah.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs