Jumat, 29 Maret 2024

Risma Minta Ketua RW Merayu Agar Pasien Covid-19 Mau Dirawat di Rumah Sakit

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengarahkan Ketua RW di kawasan dengan kasus Covid-19 masih tinggi lewat video conference, Sabtu (27/6/2020). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengapresiasi para Ketua RW yang sudah bekerja keras menertibkan warga dengan mengefektifkan satgas di Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Berkat kerja keras dan pemberlakuan bloking penyebaran virus tidak sampai menyebar ke samping, tapi penyebarannya lebih kepada keluarga masing-masing.

“Makanya, tugas kita semua saat ini, termasuk saya sendiri, jajaran kecamatan, kelurahan dan teman-teman RW untuk merayu supaya pasien yang terkonfirmasi Covid-19 itu mau dirawat di rumah sakit, sehingga virusnya itu tidak menyebar ke keluarganya atau saudara-saudaranya,” ujarnya dalam video conference bersama sejumlah Ketua RW di Surabaya, Sabtu (27/6/2020).

Meski demikian, Risma meminta para Ketua RW untuk tetap menjaga jarak 2 meter apabila hendak merayu pasien yang terkonfirmasi Covid-19. Semua petugas pun diminta selalu menjaga jarak 2 meter bila hendak merayu atau pun hendak menolong pasien Covid-19. “Kita tidak boleh sembrono, kita tidak boleh terlalu dekat. Petugas juga tidak boleh mendekati pasien,” tegasnya.

Risma menggelar video conference bersama Ketua RW dan perwakilan pejabat hingga di tingkat di wilayah-wilayah dengan kasus penularan Covid-19 masih tinggi. Seperti di Kecamatan Tambaksari, Gubeng, Bubutan, dan Tegalsari. Risma meminta mereka bersama-sama melawan pandemi Covid-19.

Menurutnya, yang harus diperhatikan dalam melawan pandemi ini adalah kedisiplinan untuk selalu menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan. Dia juga meminta para RW tidak segan-segan mengingatkan atau pun menegur warga yang tidak menggunakan masker di kampung masing-masing.

“Kita jangan segan mengingatkan warga ketika tidak menggunakan masker, termasuk di warug-warung itu. Karena menurut para ahli, jika kita disiplin menggunakan masker, berarti kita sudah mengurangi 50 persen resiko penularan Covid-19 ini,” katanya.

Presiden UCLG ASPAC itu juga menjelaskan bahwa salah satu alasan kenapa Surabaya harus menerapkan Tatanan Normal Baru dan tidak memperpanjang PSBB karena sudah banyak warga yang mengeluh. Ada yang mengeluh karena di-PHK, tidak bisa jualan, hingga tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya.

“Makanya saya harus beranikan diri membuka ini, dengan menjalani tatanan normal baru supaya perekonomian terus berlanjut. Tapi, kita harus lebih hati-hati dan lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan, apalagi kota kita ini sangat terbuka dan banyak masyarakat yang bisa keluar-masuk Surabaya, jadi hari lebih berhati-hati,” katanya.

Sebab itu, bila para Ketua RW menemukan masalah penanganan Covid-19, Risma meminta mereka segera melapor ke laman lawancovid-19 Surabaya. Nantinya, akan ada tim gerak cepat yang akan membantu pihak RW dan kelurahan menangani permasalahan itu. “Mari kita terus bergerak melawan Covid-19 ini,” ujarnya.(bid/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
30o
Kurs