Jumat, 19 April 2024

Serikat Pekerja Minta Pemerintah Awasi Ketat Penerapan Protokol Kesehatan di Perusahaan

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Ilustrasi. Pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan PT PAL Indonesia (Persero). Foto : PT PAL

Serikat pekerja meminta pemerintah mengawasi secara ketat penerapan protokol kesehatan di perusahaan.

Nuruddin Hidayat Wakil Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jatim mengatakan, saat ini masih banyak perusahaan di Surabaya dan Jatim yang tidak secara penuh menerapkan protokol kesehatan ini,

“Kalau untuk penyediaan APD, masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, sudah disediakan. Cuma terkait physical distancing yang pembatasan 50 persen pekerja itu tidak semua menjalankan. Masih ada perusahaan yang untuk jumlah pekerjanya ya, normal seperti biasa,” katanya.

Ia menambahkan, tidak adanya pembatasan jumlah pekerja di satu shift membuat physical distancing di perusahaan dan pabrik susah dilakukan. Ia menyontohkan, saat waktu istirahat di kantin.

“Khususnya di kantin ya, karena kan kapasitas, kalau kondisi normal, jumlah pekerja tetap seperti biasa, kapasitas (harusnya) diperluas. Tapi sama perusahaan tidak di lakukan. Artinya, kalau di jam istirahat, makan bareng, ini tidak bisa menerapkan physical distancing di pabrik itu. Atau pas pulang kerja, antre checklock, itu juga,” jelasnya.

Ia mengatakan, akibatnya, pekerja saat ini menghadapi risiko penularan yang cukup tinggi. Ia berharap, pemerintah bisa melakukan penguatan pengawasan, bisa dari Disnaker atau Dinkes.

“Artinya kan gini, perusahaan ngeklaim, kita beroperasi dengan protokol kesehatan. Tapi dari pemerintah tidak ada yang memastikan, mengawasi, bener gak sih perusahaan melakukan protokol kesehatan. Bagaiamana jumlah tenaga kerjanya, pengaturan shiftnya gimana, tambahan suplemen makanan bila perlu. Kan terbukti di Sampoerna kebobolan, jadi kluster baru,” katanya.

Ia mengatakan, seharusnya pekerja dilindungi dari risiko penularan saat mencari rezeki di perusahaan atau pabrik.

“Ya, risiko. Maksudnya, kita itu, oke kerja cari makan. Tapi kan keselamatan harus diutamakan. Percuma anak-anak buruh sekolahnya libur, belajar si rumah, tapi orang tuanya kan tetap kerja di pabrik,” katanya. (bas/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs