Belajar dari pengalaman Indonesia sendiri dan negara lain, masyarakat harus mewaspadai terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pascalibur lebaran 2021.
Dokter Windhu Purnomo, epidemiolog Universitas Airlangga mengatakan, masyarakat sedang mengalami kelelahan pandemi dan mulai bosan. Namun, masyarakat harus selalu mengingat jika risiko terpapar Covid-19 masih tinggi. Sejarah mencatat, setiap libur panjang diikuti oleh kenaikan penularan.
“Lebih baik kita sekarang menahan diri. Kondisi kita ini memang sangat rawan, apalagi berkaca pada yang terjadi di India, selain meningkatnya kasus, juga ada double mutant yang penularannya semakin cepat,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (25/4/2021).
India–yang lengah seakan-akan vaksin sudah membereskan segala-galanya–sekarang jumlah kasus positifnya naik sampai empat kali lipat dibanding di bulan November 2020. Sampai dunia menyatakan itu tsunami Covid-19 di India.
“Ini yang harus kita tangkal dengan menerapkan protokol kesehatan 100 persen,” ujarnya.
Hal lain yang harus diwaspadai adalah pola kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia yang saat ini sedang stagnan. Bahkan tampaknya sedang turun dibanding pada Januari 2021, yang mencapai puncak pertama di minggu ketiga.
“Pola ini seperti kondisi Jawa Timur pada September sampai Oktober. Kita pernah mencapai puncak pertama di bulan Agustus kemudian turun. Tiba-tiba pertengahan September stagnan, lalu naik dan bertepatan dengan liburan panjang akhir Oktober, jumlah kasus terkonfimasi positif terus naik sampai di puncak ke dua pada pertengahan Januari,” kata Windhu.
Menurut Windhu, kalau kita lengah selama libur lebaran tahun ini, dikhawatirkan terjadi hal-hal seperti yang dialami India.(iss)