Jumat, 26 April 2024

Gerhana Bulan Total Kali Ini Sangat Langka

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Gerhana bulan total. Foto: dok. suarasurabaya.net

Gerhana Bulan Total (GBT) hari ini, Rabu (26/5/2021), bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dari arah Timur sampai Tenggara tanpa menggunakan alat bantu optik apapun.

Muhamad Zamzam Nurzaman Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bilang, GBT terletak di dekat konstelasi Scorpius dengan durasi fase total gerhana 14 menit 30 detik.

Menurut Zamzam, fenomena GBT kali ini sangat langka karena bertepatan dengan Hari Raya Waisak dan diperkirakan hanya akan ditemui 190 tahun lagi, bertepatan dengan Hari Raya Tri Suci Waisak.

“Gerhana bulan merah super di tahun ini enggak ada lagi. Ini termasuk langka karena bertepatan dengan Hari Raya Waisak. Jadinya lebih langka lagi,” kata Zamzam dikutip Antara.

Dia jelaskan, GBT terjadi bertepatan dengan detik-detik Waisak pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha, yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13 WIB, dengan jarak 357,461 kilometer dari Bumi.

Secara ilmiah, dia bilang, gerhana bulan jadi pembuktian bahwa pengetahuan manusia atas posisi benda-benda langit itu benar adanya. Peneliti atau astronom mampu memprediksi keberadaan benda-benda langit, karena pergerakannya sudah pasti dan benar adanya.

“Ada keteraturan dalam dinamika benda-benda langit, khususnya pergerakan matahari, bulan, dan bumi,” kata Zamzam.

Dia menantang masyarakat untuk membuktikannya dengan melihat apakah detik-detik peristiwa gerhana bulan merah super yang nanti terjadi sesuai prediksi para peneliti atau astronom atau tidak?.

“Kita buktikan saja nanti, (prediksi) yang kita punya apakah benar tepat peristiwanya di pukul 18.18 WIB. Itu salah satu bukti ilmiah dari fenomena gerhana ini,” ujar dia.

Dia juga bilang, GBT yang terjadi Rabu (26/5/2021) sangat spesial karena beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.

Sehingga, satelit alami Bumi itu akan tampak merah karena pembiasan cahaya Matahari oleh lapisan atmosfer Bumi, sehingga GBT kali ini disebut Bulan Merah Super atau Super Blood Moon.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs