Rabu, 1 Mei 2024

Kemunculan Demam Babi Afrika di Dominika

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi.

Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) pada Jumat (30/7/2021) kemarin meminta negara-negara untuk memperketat upaya pencegahan demam babi Afrika, setelah Republik Dominika melaporkan kasus pertama di kawasan Amerika dalam hampir 40 tahun.

Menurut laporan OIE, Wabah di negara Karibia itu mulai menjalar sejak 1 Juli meski tidak dikonfirmasi melalui pengujian AS hingga Rabu.

Kasus Dominika memunculkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran demam babi Afrika di kawasan itu, termasuk di Amerika Serikat.

Penyakit tersebut biasanya fatal pada babi, namun tidak berbahaya bagi manusia.

Kasus demam babi secara finansial merugikan peternak dan produsen daging sebab hewan-hewan mati dan pemerintah kerap membatasi pengiriman daging babi dari negara yang terinfeksi.

Kontrol penyebaran penyakit ke negara-negara baru di Amerika “akan sangat penting untuk melindungi ketahanan pangan serta mata pencaharian sejumlah populasi yang paling rentan di dunia,” kata OIE seperti yang dilansir Antara.

Penyakit tersebut berasal dari Afrika sebelum menjalar ke Eropa dan Asia sekaligus menyebabkan ratusan juta babi mati, selagi pembangunan baru pasar pakan dan daging global.

Penyelidikan untuk menentukan bagaimana kasus tersebut muncul di Republik Dominika sedang berlangsung, kata OIE. Babi-babi di dua peternakan di provinsi yang berjarak sekitar 200 km terinfeksi, menurut laporan.

Wabah di Provinsi Monte Cristi terjadi pada 1 Juli di antara “hewan-hewan dari berbagai usia dan jenis kelamin yang diternak di halaman belakang tipe komunitas,” bunyi laporan tersebut.

Tercatat 827 hewan yang mati atau dimusnahkan.

OIE menambahkan, wabah lainnya di Provinsi S¡nchez Ram­rez mulai muncul pada 14 Juli dan terjadi pada 15 babi di peternakan halaman belakang yang mati.

“Keragaman yang luar biasa dari sistem produksi dan perdagangan yang kini berbarengan di kawasan Amerika menimbulkan tantangan ekstra yang khusus saat menghadapi penyakit ini,” kata perwakilan OIE untuk Amerika, Luis Barcos.

Di China, produsen daging babi terbesar di dunia, demam babi Afrika menghancurkan separuh kawanan babi selama setahun setelah terdeteksi pada 2018.(ant/tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
32o
Kurs