Sabtu, 4 Mei 2024

Peran Penting Orang Tua untuk Mengantisipasi Munculnya Lost Generation

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Siswa mengikuti pelajaran dengan mengenakan masker agar tidak terjangkit difteri di SMAN 7, Malang, Jawa Timur, Rabu (23/10/2019). Foto: Antara

Sejak pandemi Covid-19 dan pembelajaran dilakukan secara daring, muncul kekhawatiran munculnya lost generation di bidang pendidikan.

Tidak semua anak di berbagai daerah bisa mengikuti pembelajaran yang biasanya tatap muka dalam sekejap berubah menjadi serba daring dan tergantung teknologi.

Awalnya, istilah lost generation ditujukan untuk generasi yang tumbuh dan dewasa selama Perang Dunia I.

Ada kekhawatiran, lost generation muncul lagi akibat ketidaktepatan pola pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Namun, Prof. Ahmad Muzakki Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur bilang, istilah lost generation tidak tepat jika dihubungkan dengan konteks pandemi.

“Itu muncul jika kemudian ada komunitas atau gugusan sosial membandingkan satu tempat dengan tempat yang lain, baru ada istilah lost generation. Nah, pandemi ini kan global, namanya pandemi. Lost-nya dari mana?” Kata Muzakki kepada Radio Suara Surabaya, Senin (30/8/2021).

Untuk itu, menurutnya, ada pekerjaan rumah yang sangat besar untuk menjamin keberhasilan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas mulai hari ini.

Salah satunya, pentingnya memberikan literasi kepada orang tua tentang bagaimana menjadi pengajar sekaligus pendamping anak selama di rumah.

“Menurut saya, istilah lost generation atau learning lost itu tidak akan terjadi jika yang namanya pembelajaran tidak hanya di sekolah tetapi juga di banyak tempat. Masalahnya adalah, apakah orang-orang yang terlibat dalam fungsi pembelajaran di banyak tempat bisa melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan guru di sekolah?” tanyanya.

Karena itulah, kata Muzakki, pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dan pihak sekolah, tetapi juga orang tua.

Dia pun menyarankan agar Kementerian Pendidikan dan Kementerian Sosial dapat bekerja sama memberi literasi pengajaran kepada para orang tua soal itu.

Selain itu, meski pembelajaran tatap muka sudah mulai dilaksanakan di banyak daerah, Muzakki mengingatkan para orang tua tidak langsung ‘melepas’ anak di sekolah.

“Tetap lakukan pendampingan pengajaran dan pengawasan di rumah,” ujarnya.(tin/den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
30o
Kurs