Jumat, 19 April 2024

Kemlu RI Belum Dapat Konfirmasi Kunjungan Utusan Khusus AS untuk LGBT ke Indonesia

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Jessica Stern Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Memajukan Hak LGBTQI+. Foto: APNews

Kementerian Luar Negeri menyatakan belum menerima konfirmasi mengenai rencana kunjungan Jessica Stern Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Memajukan Hak LGBTQI+ ke Indonesia.

“Kita perlu mengonfirmasi dulu apakah betul kunjungan itu akan dilakukan, sehingga sekarang saya tidak bisa berkomentar lebih jauh,” kata Teuku Faizasyah Juru Bicara Kemlu ketika ditemui Antara di Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS dalam situs resminya mengumumkan rencana perjalanan Stern ke Vietnam, Filipina, dan terakhir Indonesia pada 7-9 Desember 2022.

Selama kunjungan tersebut, Stern disebut akan bertemu dengan pejabat pemerintah dan perwakilan masyarakat sipil untuk mendiskusikan hak asasi manusia, termasuk memajukan hak orang-orang LGBTQI+.

Rencana kunjungan tersebut menimbulkan kontroversi di Indonesia. Penolakan tegas datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Anwar Abbas Wakil Ketua Umum MUI menilai kedatangan Stern bisa merusak nilai luhur agama dan budaya, karena dari enam agama yang diakui di Indonesia tidak ada satu pun yang menoleransi praktik LGBTQI+.

Sementara Ahmad Fahrurrozi Ketua PBNU mengatakan tidak mempersoalkan kehadiran Stern, asalkan dia tidak melakukan kampanye LGBTQI+ di Indonesia.

Gus Fahrur meminta Stern untuk memahami bahwa LGBTQI+ merupakan perilaku penyimpangan sosial yang tidak sesuai dengan norma, moral, etika, agama, dan nilai bagi warga Indonesia.

Ia bahkan menyinggung perilaku LGBT juga diartikan penyimpangan kodrat dan fitrah manusia. Manusia, kata dia, sejatinya diciptakan dalam dua jenis untuk berpasangan, yaitu laki-laki dan perempuan.

Pada Juni 2021, Jessica Stern ditunjuk langsung oleh Joe Biden Presiden sebagai Utusan Khusus AS untuk memajukan Hak Asasi Manusia Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer, dan Interseks (LGBTQI+).

Stern bertugas mengawasi implementasi Memorandum Presiden 4 Februari 2021 tentang Memajukan Hak Asasi Manusia LGBTQI+ di Seluruh Dunia.

Sebelum bergabung dengan Departemen Luar Negeri AS, Stern memimpin OutRight Action International, organisasi hak asasi manusia LGBTQI+ global terkemuka, sebagai direktur eksekutif selama 10 tahun.(ant/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
26o
Kurs