Sabtu, 27 April 2024

Kenang Cak Sapari, Pemkot Surabaya Siap Hidupkan Lagi Balai Pemuda untuk Seniman

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya usai berkunjung ke rumah duka Cak Sapari, Kamis (15/9/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya berencana menghidupkan kembali Balai Pemuda sebagai tempat berkarya para seniman sekaligus mengenang Cak Sapari seniman ludruk legendaris Surabaya yang meninggal hari ini, Kamis (15/9/2022).

Masyarakat Kota Surabaya, kata Eri, sangat kehilangan sosok Cak Sapari. Hal itu juga mengingatkannya untuk terus mempertahankan eksistensi seni budaya khususnya ludruk.

“Hari ini Surabaya berduka. Cak Sapari seniman hebat meninggal dunia. Saya mewakili pribadi dan mewakili jajaran Pemkot dan warga, mohon doanya. Saya yakin beliau di surga tempatnya,” kata Eri usai bertakziah ke rumah Cak Sapari.

Untuk mengenang kepergian Cak Sapari, lanjut Eri, rencananya Balai Pemuda (Balpem) akan kembali dibuka untuk memfasilitasi para seniman.

“Saya bersama Cak Kartolo dan teman-teman punya keinginan membuka lagi Balpem. Sebelum pandemi, 2021 sudah saya buka. Balpem ada 3 terop tempat pentas seni bergantian. Tapi, waktu itu sempat dibubarkan Satgas Covid-19 karena jumlah yang penontonnya sangat banyak. Hari ini kami ingin membuka Balpem untuk mengenang Cak Sapari. Kami sudah koordinasi dengan keluarga Cak Sapari dan Cak Kartolo,” tuturnya.

Wali Kota Surabaya berharap, nantinya para seniman bisa mentas secara bergantian dan akan diberlakukan tiket yang bisa menjadi pemasukan buat seniman.

“Akan saya canangkan tempat pentas seni di Balpem untuk dimanfaatkan seniman secara bergantian. Ada tiket masuk untuk menonton pentas seni yang hasilnya bisa dimiliki para seniman. Saya cuma minta para seniman membayar uang kebersihan lokasi saja, tidak usah bayar sewa,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Eri Cahyadi menyatakan siap tampil dalam pentas acara kesenian mengenang Cak Sapari.

Dia berharap generasi muda Surabaya mau mengembangkan ludruk, serta meneladani persahabatan Cak Sapari dan Cak Kartolo yang terjalin dari tahun 1980 karena seni budaya.

“Momen mengenang Cak Sapari bisa dijadikan titik awal untuk bangkit dari masa pandemi. Saya selalu ingatkan terutama pada arek-arek nom saiki ludruk tidak kalah. Surabaya terkenal ludruknya. Dengan kemajuan zaman, ludruk bisa bertransformasi model sekarang seperti Luntas dan lain-lain,” tandasnya.(lta/dfn/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
29o
Kurs