Jumat, 10 Mei 2024

Makin Cakap Digital, Mahasiswa Stikosa AWS Dibekali Ilmu Forensik Digital

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Tangkapan layar pelatihan Talent Scouting Academy (TSA) Stikosa AWS. Foto: Istimewa

Stikosa AWS bekerja sama dengan Kementerian Kominfo RI menggelar pelatihan Talent Scouting Academy (TSA) dalam kuliah daring mahasiswa semester akhir Stikosa AWS, Senin (10/10/2022) malam.

TSA ini bertujuan untuk memberi bekal agar mahasiswa makin cakap digital. Media Data Analyst, satu dari sejumlah materi TSA yang diajarkan pada mahasiswa Stikosa AWS.

Pada pelatihan tersebut juga membahas seputar ilmu forensik digital. Digital Forensic atau forensik digital, memelajari penyelidikan temuan konten digital yang cenderung bermasalah atau berpotensi menjadi kejahatan digital.

“Forensik digital sangat berguna untuk pengguna internet. Supaya bisa mengetahui jenis-jenis virus, serangan maupun penipuan melalui media digital. Dengan mengetahui hal itu, pengguna digital bisa lebih waspada dan antisipatif terhadap berbagai kemungkinan kejahatan di media digital,” ujar Bagus Winarko, instruktur Media Data Analyst Pelatihan Talent Scouting Academy (TSA) dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (11/10/2022).

Pelatihan TSA diimplementasikan melalui skema  perkuliahan yang setara dengan 20 SKS selama satu semester. Digital Media Forensic atau forensik media digital, adalah bagian dari mata kuliah Media Data Science.

Lebih jauh Bagus Winarko menjabarkan, tujuan dari mempelajari forensik digital agar pengguna media digital bisa lebih berhati-hati dalam membuat dan menyebarkan konten-konten yang dibuat dan diunggah baik milik sendiri maupun konten pengguna lain.

“Ketika pengguna media digital menjadi korban kejahatan digital, korban bisa mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memproses melalui jalur hukum,” imbuh Bagus Winarko, yang kesehariannya bertugas di BPSDMP Surabaya.

Forensik digital diperlukan karena biasanya data yang ada di perangkat target yang hendak diforensik telah dikunci, dihapus, atau disembunyikan. Data-data tersebut dapat menjadi alat bukti dalam proses hukum ketika terjadi masalah atau tindak kriminal.

Maka dari itu, rekam jejak digital perlu menjadi perhatian kita semua. Sekalipun dihapus dari perangkat sebagai upaya menghilangkan barang bukti, namun hal itu dapat ditelusuri melalui forensik digital. (gat/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 10 Mei 2024
32o
Kurs