Jumat, 26 April 2024

Menteri BUMN Akan Sikat Oknum yang Hambur-Hamburkan Dana PMN

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Erick Thohir Menteri BUMN. Foto: Kementerian BUMN

Erick Thohir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan, pemerintah tidak akan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) secara sembarangan, kepada BUMN yang tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Kalau BUMN tidak sehat, tidak kuat lagi secara korporasi, apalagi tidak punya manfaat untuk masyarakat, ya sayang uang negara harus dihambur-hamburkan, karena itu kita memastikan PMN tepat sasaran,” ujar Erick dalam keterangan tertulis, Minggu (20/3/2022) dikutip Antara.

Menteri BUMN mengaku tak akan segan-segan menyikat oknum di BUMN, yang tidak memanfaatkan dana PMN sesuai kepentingan yang telah ditetapkan.

Sementara untuk proses pengajuan PMN harus berdasarkan kesepakatan tiga menteri, yakni Menteri BUMN, Menteri Keuangan, dan menteri teknis lainnya. Erick mencontohkan pengajuan PMN untuk BUMN infrastruktur, akan melibatkan Basuki Hadimuljono Menteri PUPR  dalam menyepakati kebutuhan PMN BUMN terkait.

“Suntikan PMN sekarang ini tidak bicara tol Sumatera disuntik sekian, tidak. Suntikan itu kita fokuskan untuk di jalur yang mana penyelesaiannya. Jadi ini tepat, jangan sampai penyuntikan ini disalahgunakan untuk kepentingan lainnya,” terangnya.

Erick Thohir mengatakan, kontribusi BUMN terhadap negara melalui pajak hingga dividen mencapai Rp377 triliun pada 2020. Sementara jumlah PMN yang diberikan negara untuk BUMN hanya sebesar 4 persen dari total kontribusi BUMN secara konsolidasi.

Menteri BUMN menjelaskan jika PMN dialokasikan untuk melakukan akselerasi transformasi BUMN.

Erick menyebut transformasi, baik dari perubahan model bisnis hingga efisiensi terbukti mampu meningkatkan valuasi saham milik BUMN seperti Telkom, Mandiri, dan BRI yang jika ditotal mencapai Rp1.600 triliun.

“Jadi bayangkan valuasi tiga BUMN saja sudah Rp 1.600 triliun. Jadi kalau ada pihak-pihak, kok utang BUMN besar, ya memang besar. Itu lah kenapa kita sekarang di bawah kementerian kita rapikan mana utang-utang produktif dan mana utang-utang yang koruptif. Yang koruptif kita sikat,” tegasnya.

Mantan Presiden Inter Milan itu juga menegaskan komitmennya dalam mendorong lebih banyak BUMN, untuk melantai di bursa efek sebagai bagian dalam transparansi dan profesionalisme perusahaan. Bursa Indonesia kini tercatat sebagai salah satu bursa terbaik di Asia secara sisi pertumbuhan.

“Karena salah satunya aksi korporasi BRI yang menjadi aksi korporasi terbesar di Asia Tenggara, nomor dua di Asia, dan nomor tujuh di dunia. Oleh karena itu bursanya sangat positif, jadi dampak-dampak BUMN sehat itu juga kepada pasar pun positif,” pungkas Erick. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs