Jumat, 19 April 2024

Subvarian Omicron BA.2.75 Sudah Masuk Indonesia

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Dante Saksono Harbuwono Wakil Menteri Kesehatan RI menyampaikan keterangan kepada wartawan saat menghadiri agenda Penyerahan Kepres No 65/P Tahun 2022 di Gedung Kemenko PMK Jakarta, Senin (18/7/2022). Foto: Antara

Dante Saksono Harbuwono Wakil Menteri Kesehatan RI mengatakan subvarian Omicron BA.2.75 atau yang sebagian pihak menyebutnya sebagai Centaurus asal India telah masuk ke Indonesia.

“Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat,” kata Dante Saksono Harbuwono saat menghadiri agenda Penyerahan Kepres No 65/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pengganti Antarwaktu Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan di Gedung Kemenko PMK Jakarta, Senin (18/7/2022).

Dante mengatakan tiga kasus tersebut dideteksi sepekan lalu berdasarkan hasil penelitian genom sekuensing dari seluruh pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.

Menurut Dante karakteristik BA.2.75 berdasarkan hasil pengamatan di sejumlah negara yang terjangkit memiliki tingkat kecepatan penularan yang relatif cepat namun dengan tingkat keparahan sakit yang relatif ringan.

“Tak terlalu berat, karena dari beberapa hal yang kami pelajari dari beberapa negara, karakternya seperti Omicron. Kegawatan tak terlalu besar, hospitality tak terlalu besar dan keparahannya tak terlalu besar,” katanya seperti dilansir Antara.

Dante mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir terhadap kemunculan varian BA.2.75 di Indonesia, sebab memiliki karakter yang mirip dengan BA.4 dan BA.5.

Temuan tersebut juga telah dilaporkan Indonesia melalui platform berbagi informasi dan data virus influenza di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) untuk diteliti bersama negara-negara di dunia.

Secara terpisah, Tjandra Yoga Aditama Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI mengatakan sejauh ini belum ada kepastian tentang dampak BA.2.75 menghindar dari sistem imun seseorang.

“Hanya sejak dari India, maka kini kasus sudah menyebar ke sepuluh negara, penyebaran yang cukup cepat yang mengingatkan kita seperti varian Delta yang lalu,” katanya.

Data sementara yang ada menunjukkan bahwa BA.2.75 menunjukkan setidaknya delapan mutasi tambahan dari BA.5 yang sekarang banyak di Indonesia, utamanya pengaruh menghindar dari imunitas yang sekarang sudah ada.

Tjandra mengatakan BA.2.75 masuk dalam monitoring Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Semua perkembangan ini membuat kita perlu waspada, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan memakai masker adalah masih sebuah keharusan,” katanya.(ant/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
26o
Kurs