Sabtu, 27 April 2024

Tujuh Sumber Mata Air Bumi Majapahit Mojokerto Jadi Bagian Kendi Nusantara IKN

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim dalam prosesi pengambilan air dan tanah di situs Sumur Upas di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (12/3/2022). Foto: Fuad Maja FM

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar prosesi adat pengambilan air dan tanah dari di tujuh titik sumber air di Mojokerto untuk dibawa ke lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Sabtu (12/3/2022).

Ini dilakukan menindaklanjuti rencana Joko Widowo Presiden yang berniat memasukkan sebagian tanah dan air dari seluruh wilayah Indonesia dalam pembangunan ibu kota negara yang baru di Penajam Paser, Kalimantan Timur.

Dalam instruksinya, Jokowi meminta gubernur se-Indonesia membawa sebagian tanah dan air daerah masing-masing untuk disatukan di lokasi ibu kota baru.

Dilaporkan Fuad Reporter Maja FM, proses pengambilan sumber mata air dan tanah ini dilakukan langsung oleh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur didampingi oleh Bupati dan Wali kota Mojokerto di situs Sumur Upas di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

“Kita membawa air dari Kerajaan Majapahit ini kita bawa ke IKN, begitu pula tanah yang ada di Majapahit ini ke IKN. Salah satunya di Kedaton, di Kumitir, kemudian di hulu sungai Brantas di Batu (Sumber Brantas),” jelasnya.

Selain itu, berdasarkan hasil diskusi dengan berbagai pihak, Jawa Timur sendiri akan membawa air dari tujuh sumber mata air sebagai kontribusi Jatim mendukung IKN baru.

Sumber tersebut yaitu Siti Inggil, Trowulan, Sumber Klinterejo atau Tribuana Tunggadewi Trowulan, Situs Hayam Wuruk Trowulan dan Situs Damarwulan, Trowulan.

Lalu Sumber Towo Situs Kubur Panjang, Sumur Sakti Gajahmada Jatirejo dan Sumur Upas Candi Kedaton Trowulan.

Tujuh sumber mata air sumber air dan tanah yang dianggap memiliki warisan sejarah era Majapahit ini bakal menjadi bagian dari air Kendi Nusantara ibu kota Nusantara.

“Mudah-mudahan ini menjadi kontribusi Jawa Timur karena nama Nusantara yang sudah ditentukan Presiden menjadi nama ibu kota baru nanti, nama itulah yang ada di dalam sumpah palapa Maha Patih Gajahmada,” tegasnya.

Khofifah menjelaskan, bahwa nama Nusantara sendiri menjadi bagian dari Ikrar sumpah Palapa. Dimana dituliskan “Lamun huwus kalah Nuswantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palap”.

“Nusantara itu dalam referensi yang saya baca adalah bagian dari sumpah palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajahmada. Bahwa nusa artinya pulau, antara artinya di luar pulau-pulau yang banyak itu akan dipersatukan oleh Kerajaan Majapahit,” ujarnya.

Sementara, nama Bhineka Tunggal Ika sendiri adalah nama yang diambil dari Kitab Sutosoma karangan Mpu Tantular.

“Bhineka tunggal ika tan hana darmamangrua, bahwa kebhinekaan itu menjadi bagian dari satu kesatuan dan kebenaran tidak boleh mendua,” tandasnya.(fad/dfn)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
27o
Kurs