Kamis, 2 Mei 2024

99 Pendekar Pagar Nusa Tampilkan Koreografi Jurus Kolosal Diiringi Orkestra saat Hari Santri di Surabaya

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Gus Nabil Ketum PP Pagar Nusa pimpin konferensi pers di Surabaya jelang Ijazah Kubro dan Pengukuhan PP Pagar Nusa saat momen Hari Santri, Kamis (19/10/2023). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Sebanyak 99 pendekar Pagar Nusa se-Jawa Timur (Jatim) akan menampilkan koreografi jurus asli kolosal diiringi 101 personel orkestra dan paduan suara saat momen peringatan Hari Santri di Surabaya pekan ini.

Muchamad Nabil Haroen Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa menyebut, tampilan koreografi kolosal itu dibawakan selama tujuh menit dalam acara Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa yang digelar di Lapangan Jala Krida Mandala Pangkalan Angkatan Laut Surabaya, Minggu (22/10/2023).

“Koreografi pencaksilat 99 pendekar yang seminggu ini latihan, dilatih koreografer ternama, kami pilih pendekar terbaik se-Jawa Timur untuk tampil memberi suguhan jurus asli Pagar Nusa, dikemas dengan koreografi modern, durasi 7 menit disaksikan presiden diiringi 101 personel orkestra dan paduan suara,” kata Gus Nabil sapaan akrabnya saat konferensi pers di Surabaya hari ini, Kamis (19/10/2023).

Acara itu akan dihadiri Joko Widodo Presiden RI, Kapolri, Panglima TNI, dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), serta lainnya.

“Kami undang 25 ribu pendekar untuk meramaiakan Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa,” tambahnya.

Total ada sekitar 90 pengurus harian yang dikukuhkan Minggu. Gus Nabil berpesan, semua pimpinan pusat yang dikukuhkan menjalankan tanggung jawab ri’ayatul ummah atau membimbing umat.

“Kami berharap, setelah dikukuhkan kami segera melaksanakan program kerja yang sudah diamanatkan oleh kongres, dan melaksanakan hasil rancangan gerak langkah Pagar Nusa 2023-2028 yang sudah disusun melalui forum group discussion oleh pakar dan sesepuh. Tentu yang jadi tanggung jawab berat kami adalah ri’ayatul ummah. Bagaimana Pagar Nusa jadi kemaslahatan umat itu tanggung jawab yang besar. Karena kerja ke depan kita harus bersinergi dengan ragam stakeholder dengan membentengi paham kami ahlussunnah wal jamaah harus kami jaga ini tanggung jawab besar dan para pendiri dan kiai sudah menitip itu ke kami. Kami akan berupaya semaksimal mungkin,” terangnya.

Pelaksanaan agenda rutinan lima tahun sekali ini, sambung Nabil, juga jadi momentum pengingat sekaligus napak tilas resolusi jihad untuk mencapai kemenangan 10 November di Surabaya yang dicetuskan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari 22 Oktober 1945.

“Kemudian masyarakat Islam dalam radius 900 kilometer wajib ikut perang di Surabaya. Santri diijazahi, diberi bekal kiai berupa doa, wirid, sebagai bentuk pertahanan diri ketika berperang dan alhamdulillah kita mencapai kemenangan waktu itu. Kenapa di Lapangan Jala Krida Mandala dulu sejarah ketika sekutu datang akan menggempur 10 November itu, mereka datang di Tanjung Perak. Jenderal Mallaby pun meninggal tidak jauh dari situ dan itu santri yang membunuh,” bebernya. (lta/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
31o
Kurs