Senin, 6 Mei 2024

Ahli Teknologi Pangan: Waspadai Kandungan Bromat pada Air Minum

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Ilustrasi, Air Minum Dalam Kemasan. Foto: Istimewa

Baru-baru ini, air minum dalam kemasan merek Zephyrhills di Amerika ditarik dari peredaran. Blue Triton, perusahaan minuman Amerika yang berbasis di Stamford, Connecticut pemilik merek Zephyrhills menarik lebih dari 300.000 produk 1964 Zephyrhills 100% Natural Spring Water dari pasar karena kandungan bromat dalam produk air minum tersebut melebihi MCL 10ppb.

Bromat adalah senyawa yang terbentuk ketika ozon yang digunakan untuk mendisinfeksi air minum bereaksi dengan bromida alami yang ditemukan di sumber air. Senyawa ini bersifat karsinogenik dan bila masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan kanker.

Dilansir dari Food and Drug Administration (FDA) tingkat kandungan bromat dalam air minum dalam kemasan (AMDK) yang diperbolehkan adalah 0,01 miligram per liter (mg/l).  Ketentuan tersebut terangkum dalam peraturan khusus untuk air kemasan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika ini dalam  21 Kode Peraturan Federal (21 CFR). Oleh karena itu, produk air minum kemasan yang dengan kandungan bromat melebihi ambang batas yang ditetapkan dianggap tercemar zat pada tingkat yang dianggap membahayakan kesehatan.

Sebelumnya, hasil uji produk AMDK keluaran perusahaan pembotolan Colorado, Deep Rock Water Company, juga menunjukkan jumlah kandungan bromate 0,02 mg/l. Temuan ini menunjukkan kandungan yang kemungkinan bersifat karsinogen bagi manusia.

Hermawan Seftiono anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), menjelaskan air tanah yang menjadi sumber AMDK bisa terkontaminasi oleh berbagai bakteri dan mineral-mineral yang terkandung dalam tanah. Karenanya, ada 3 proses pemurnian yang dilakukan untuk pemurnian air tanahnya. Di antaranya, proses ozonisasi, menggunakan sinar ultra violet atau UV, dan menggunakan membran filter.

“Yang umum dilakukan itu adalah proses ozonisasi. Sebenarnya, ozonisasi targetnya itu untuk membunuh mikroba yang ada dalam air tanah itu. Tapi, ternyata ada pengaruh yang lain kalau misalnya ada kandungan Bromida pada air minum yang tidak baik untuk kesehatan,” katanya dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (15/11/2023).

Ketua Program Studi Ilmu Teknologi Pangan Universitas Trilogi ini juga menyebut mineral-mineral yang ada di dalam air tanah itu ada bermacam-macam, yang baik untuk kesehatan dan yang berbahaya. Dia mencontohkan mineral yang baik untuk kesehatan itu seperti Natrium dan Magnesium. Sementara Bromida dan logam berat seperti Arsen, Merkuri, itu berisiko bagi kesehatan.

“Itu sebabnya ada batas-batas aman dari zat-zat berbahaya ini yang diizinkan ada dalam produk pangan dan semuanya itu sudah diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan,” tukasnya.

Oleh karena itu, dikatakan Hermawan, semua industri AMDK diwajibkan untuk memberikan data analisis kandungan Bromat di laboratorium kepada BPOM secara berkala. “Karenanya, perlu dilakukan pengujian air tanahnya dan harus dianalisis dalam periode waktu tertentu. Hal itu bertujuan untuk mencegah jangan sampai air tanah yang akan digunakan itu berisiko karena mengandung mineral yang berbahaya,” pungkasnya.(ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
31o
Kurs