Jumat, 3 Mei 2024

Dukung Pemenuhan Hak Disabilitas, Unesa Gelar Pengabdian di Radio Braille Surabaya

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Radio Braille Surabaya (RBS). Foto: Unesa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Radio Braille Surabaya (RBS). Foto: Unesa

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggandeng Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Radio Braille Surabaya (RBS). Program ini merupakan upaya mendukung pemenuhan hak-hak disabilitas di Kota Surabaya.

Anam Miftakhul Huda Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi Unesa mengatakan, RBS sebagai media advokasi untuk komunitas disabilitas netra, mampu berkembang pesat meski belum genap satu tahun beroperasi.

“Terbukti dari  cerita tentang video yang diunggah mengenai fasilitas Suroboyo Bus, akhirnya muncul kebijakan dari Pemerintahan Kota Surabaya memberikan tarif gratis kepada teman disabilitas,” katanya dalam keterangan yang diterima pada Sabtu (30/9/2023).

Pihaknya ingin, kerja sama tersebut tidak hanya berhenti pada sebatas FGD ataupun PKM. Melainkan, ke depan bisa menjadi ruang kontribusi bagi Unesa.

Sementara itu, Muhammad Danu Winata ketua tim PKM Ilmu Komunikasi Unesa membeberkan bahwa nantinya para mahasiswa akan terlibat dalam produksi konten RBS, merancang strategi digital untuk RBS, memuat perencanaan konten, hingga mendampingi tim redaksi RBS melakukan reportase di lapangan.

“Kami juga akan membantu menyiapkan website agar konten Radio Braille Surabaya semakin beragam,” ucapnya.

Tutus Setiawan pemimpin redaksi Radio Braille Surabaya berharap, kolaborasi antara Unesa dengan RBS itu, dapat memberikan dampak bagi komunitas disabilitas.

Ia menganggap, kerja sama itu sangat membantu RBS yang sejauh ini masih kekurangan SDM dan masih terkendala oleh banyak hal lainnya dalam berproduksi.

“Harapannya dari sini memang target audience-nya bukan hanya lingkup kami (tunanetra) saja, namun untuk mengadvokasi, edukasi dan ruang ekspresi bagi kami,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Eben Haezer Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya juga berharap, kolaborasi itu dapat menjadikan Radio Braille Surabaya semakin berdampak bagi masyarakat, khususnya komunitas difabel.

Ia juga berharap, kerjasama itu dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa, khususnya dalam mengelola media, hingga melakukan kajian-kajian ilmiah seputar media massa.

“Kami berharap RBS juga bisa menjadi laboratorium hidup bagi siapa pun untuk belajar mengenai jurnalisme advokasi dan jurnalisme yang inklusif,” tuturnya.

Seperti diketahui, Radio Braille Surabaya adalah media pertama berbasis platform video di Surabaya yang dikelola secara profesional oleh komunitas disabilitas dari Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT) Surabaya. Media ini hadir pertama kali pada 3 Desember 2022.(ris/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
28o
Kurs