Rabu, 8 Mei 2024

El Nino Diprediksi Terjadi Juni 2023, BMKG Minta Pemerintah Mengantisipasi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Suhu permukaan Samudera Pasifik. El Nino biasanya ditandai pemanasan suhu yang tidak biasa dan La Nina oleh temperatur dingin tidak biasa di ekuator Pasifik. Foto: NOAA

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kemungkinan El Nino di Indonesia terjadi pada bulan Juni 2023. BMKG mengingatkan semua pihak untuk mengantisipasinya.

“Sejalan dengan prediksi BMKG per bulan ini, peluangnya sudah 80 persen,” ungkap Supari Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG dikutip Antara, Rabu (21/6/2023).

Dia menjelaskan, El Nino Southern Oscillation (ENSO) berada pada kondisi netral pada Maret-April 2023. Lalu indikator-indikator semakin kuat selama Mei.

Kemudian, pada dasarian II pada Juni 2023, anomali Sea Surface Temperature (SST) atau suhu permukaan air di Pasifik Tengah dan Timur memperlihatkan kondisi terus menghangat.

Serta anomali SST di Samudra Hindia menunjukkan Indian Ocean Dipole (IOD) sedang berada pada fase hangat.

Indeks Osilasi Selatan (SOI) dalam skala mingguan yang digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan udara di atmosfer, juga menampakkan tren menuju fase ke El Nino.

“Nantinya, El Nino berdampak pada berkurangnya curah hujan. Begitu pula dengan fenomena IOD positif. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan dampak yang lebih kuat,” paparnya.

BMKG dan beberapa pusat iklim dunia lainnya telah memperkirakan peluang El Nino pada semester II tahun 2023, dengan level lemah hingga kuat.

Prediksi itu dilakukan menggunakan sistem berbasis modelling yang disusun menggunakan formula yang berbeda dan dikembangkan di masing-masing negara.

“Rata-rata menyatakan El Nino tahun ini berada pada skala moderat,” tutur Supari.

Menurutnya, curah hujan pada Agustus-September-Oktober 2023 diperkirakan akan berada di kategori bawah normal.

Terutama wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Kalimantan, serta sebagian Sulawesi.

Sebagian daerah bahkan mengalami hujan kategori sangat rendah yakni di bawah 20 mm per bulan.

Supari menyampaikan kekhawatiran kalau El Nino tahun ini akan menyebabkan kekeringan seperti tahun 2019.

Untuk mengantisipasinya, dia menyarankan pemerintah pusat hingga daerah segera melakukan langkah antisipatif.

Terutama pada daerah-daerah yang berpotensi mengalami curah hujan dengan kategori rendah. Sehingga, dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya.

Selain itu, pemerintah disarankan untuk meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air untuk memastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air.

“Lakukan langkah persiapan terhadap potensi adanya kebakaran hutan dan lahan berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau 2023, serta melakukan penghematan penggunaan air,” pungkasnya. (ant/bnt/saf/rid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
29o
Kurs